Tuhan Uang
Oleh: Dahlan Iskan
Soal mahalnya biaya menjadi spesialis diceritakan Jagadhito. Sambil setengah protes. Ia seperti membawa aspirasi sesama residen –dokter yang magang di rumah sakit sebagai proses menjadi spesialis.
Dokter residen itu biasanya ditugaskan di malam hari. Sampai pagi.
Selesai tugas belum bisa pulang. Harus membuat laporan: apa saja yang dilakukan sepanjang malam. Lalu membuat tesis. Setelah itu baru bisa istirahat.
Apalagi selama Covid-19. Ketika banyak dokter spesialis ''takut'' ke rumah sakit. Praktis dokter residen yang mau tidak mau menjadi ujung tombak.
Mereka tidak berani takut. Mereka ingin segera lulus menjadi spesialis.
Rumah sakit adalah bangku kuliah bagi para calon spesialis. Tidak perlu pergi ke universitas.
Sering dengan bangga mereka mengatakan ''jadi dokter residen itu lebih sibuk dari dokternya''. Mereka tidak seperti sedang kuliah.
Mereka sudah seperti dokter tetap di rumah sakit, tetapi sebagai mahasiswa tetap harus membayar uang kuliah. Kalau ditotal, SPP-nya saja, bisa mencapai Rp 150 juta.