Tujuh Pengadilan Tipikor Terancam
Akibat Rekrutmen Hakim Ad Hoc Terganjal Dana
Minggu, 16 Mei 2010 – 05:43 WIB
MA, kata Hatta, tak bisa berbuat apa-apa. Sebab, tanpa dana, MA tak bisa tombok atau mengalihkan pos anggaran lain untuk rekrutmen. "Sistem anggaran tidak gampang. Tidak bisa seenaknya saja sistem anggaran ini di-switch ke anggaran ini. Apakah Anda mau yang disidangkan MA (kasus) korupsi semua," katanya.
Baca Juga:
Lantas, apa yang akan dilakukan MA untuk mengatasi itu? "Apa boleh buat, kami sementara diam saja menunggu bagaimana reaksi pemerintah," ujarnya enteng. Pemerintah, kata Hatta, pernah menyatakan bahwa tidak ada masalah soal anggaran. Namun, saat ditagih, dana itu belum ada.
Kata Hatta, SDM hakim ad hoc saat ini hanya cukup untuk bertugas di tiga hingga empat Pengadilan Tipikor. Bisa jadi, akan ada hakim yang merangkap di provinsi ketiga dan keempat. Itu, mau tidak mau, harus dilakukan karena keterbatasan SDM. Padahal, kata Hatta, Undang-Undang Pengadilan Tipikor memerintahkan pembentukan itu rampung dalam dua tahun. Dengan kondisi seperti ini, target itu bakal susah dipenuhi. MA, kata dia, hanya bisa berusaha agar bisa tuntas tepat waktu. Soal anggaran bukan urusan MA.
Karena itu, MA akan mengembalikan persoalan ini ke pemerintah dan DPR RI yang merupakan penyusun UU itu. "MA tak akan meminta revisi UU atau perppu (peraturan pengganti undang-undang, Red.). Kami kembalikan saja. MA kan hanya user," katanya.(aga)
JAKARTA -- Tujuh Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) terancam kekurangan tenaga hakim ad hoc. Pasalnya, Mahkamah Agung (MA) belum bisa menggelar
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- AIA Health X Hadir Beri Perlindungan Optimal dengan Harga Terjangkau
- Pengemudi Taksi Ini Bantu Lansia Pulang ke Rumah, Andre: Pahlawan di Jalanan
- Pekan TV Fujian dan MNC Jalin Kerja Sama, Siap Perkenalkan Budaya Quanzhou di Tanah Air
- Jebolan Indonesian Idol Ini Bakal Sepanggung Lagi di Malam Puncak Ulang Tahun MNC Group
- Terima Aspirasi Aliansi Pejuang Seleksi CPNS 2024, Paul Finsen Mayor Berharap Prabowo Turun Tangan
- Heru B. Wasesa dan Tim Gali Fakta Sejarah Nusantara dari Perspektif Eropa