Tujuh Tahun Daniel Rudi Sutradarai Film Dokumenter tentang Terorisme
Sabar Ngobrol 14 Jam dengan Teroris Bom Bali di Nusakambangan
Selasa, 24 Mei 2011 – 08:08 WIB
Film penuh ironi itu pun dikemas dalam dua kata, yaitu prison (penjara) dan paradise (surga). Jika bagi pelaku terorisme bom bunuh diri adalah jalan menuju surga, itu bertolak belakang dengan anggapan keluarga mereka dan keluarga korban. "Dampak terorisme itu membawa mereka pada penjara dunia," tambah Rudi.
Bagaimana tidak, keluarga korban harus menanggung kesusahan karena tulang punggung keluarga meninggal. Sementara itu, bagi keluarga teroris, mereka harus menanggung beban seumur hidup atas tindakan yang tidak pernah mereka ketahui sebelumnya.
Prison and Paradise merupakan film independen berdurasi panjang pertama bikinan Rudi. Tidak mudah membuat film itu. "Saya wawancara dengan mereka (teroris) di Nusakambangan selama 14 jam," tuturnya.
Jarang yang bisa "tahan" dengan keadaan itu. Kalau kru lain sudah menyerah, Rudi sendirian masuk ke sel dan mendengarkan ocehan Imam Samudera yang katanya ahli cuci otak tersebut. "Kalau mereka mengatakan sebagai aktivis jihad, saya aktivis penentang Orba (Orde Baru)," kata sutradara yang bekerja sama dengan Yayasan Prasasti Perdamaian untuk membuat film tersebut.
Tak semua sutradara bisa melakukan seperti yang dilakukan Daniel Rudi Haryanto. Dia adalah sosok penting di balik film dokumenter tentang terorisme
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408