Tujuh Tuntutan Massa Aksi Bela Muslim Uighur
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Persaudaraan Alumni 212 atau PA 212 Slamet Maarif menyampaikan tujuh sikap dalam Aksi Bela Muslim Uighur di depan Kedutaan Besar China, Jakarta Selatan, Jumat (27/12).
Salah satu poin di antaranya, kata Slamet, massa mengecam perbuatan yang dilakukan pemerintah China terhadap etnis muslim Uighur.
"Pertama kami mengecam dan mengutuk keras rezim komunis China terhadap saudara kami muslim Uighur," kata Slamet membacakan sikap massa di Aksi Bela Muslim Uighur, Jumat.
Sikap kedua, kata Slamet, massa aksi menuntut pemerintah China menghentikan perampasan HAM kepada etnis muslim Uighur.
Slamet merasa China telah melakukan tindakan sewenang-wenang kepada etnis muslim Uighur.
"Sikap ketiga kami menuntut pemerintah komunis China untuk tidak melarang peribadatan muslim Uighur serta tidak melarang Alquran untuk dibaca dan disebarluaskan," ucap Slamet.
Di sikap keempat, kata dia, massa aksi menuntut pemerintah China membuka akses penyelidikan independen atas persoalan yang menimpa etnis muslim Uighur.
"Sikap kelima kami meminta OKI (Organisasi Kerja Sama Islam) untuk membentuk tim investigasi dan membawa hasil investigasi pelanggaran HAM tersebut ke international," ucap dia.
Massa Aksi Bela Muslim Uighur mengecam perbuatan yang dilakukan pemerintah China terhadap etnis muslim minoritas tersebut.
- GMMI Medan Desak Pemerintah RI Bertindak Konkret untuk Membela Hak-Hak Muslim Uighur
- Pusat Studi Uighur & Pemuda OKI Indonesia Gelar Roadtrip Demi Perjuangkan Kemanusiaan dan HAM
- Diduga Bagian dari Operasi Intelijen, Aktivitas CUS di Indonesia Dilaporkan ke Polisi
- Mahasiswa Menolak Direktur Eksekutif Pusat Studi Uighur Saat Hadiri Diskusi OIC Youth Indonesia
- OIC Youth Indonesia Gelar Seminar Tentang Masyarakat Uighur
- Tiongkok Mencoba Mengubah Kawasan Muslim Xinjiang Jadi Pusat Pariwisata