Tukang Becak Ini Sempat Berniat Jalan Kaki ke Tanah Suci, kini...

Bahkan kuatnya niat untuk bisa menginjakkan kaki di tanah suci membuatnya pernah berpikir untuk untuk mengajak istri melaksanakan haji dengan berjalan kaki.
Dia sempat akan bertanya-tanya kepada lurah di tempatnya tinggal untuk mengurus izin keberangkatan. Tetapi karena penghasilannya yang tak menentu, juga anak-anaknya yang masih kecil, membuatnya membatalkan rencana tersebut. Niat itupun hanya dipendam dalam hati saja.
Akhirnya, setelah 30 tahun sebagai sopir angkot, Bahori memutuskan untuk alih profesi.
“Saya takut dan tidak sanggup, apalagi penumpang makin sepi. Penghasilan angkot juga harus disetor kepada pemiliknya,” tuturnya yang mengenakan baju koko putih itu.
Akhirnya Bahori memilih pekerjaan sebagai penarik becak sejak tiga tahun terakhir. Ada beberapa langganan anak sekolah yang biasa diantarnya setiap hari. Mereka membayar antara Rp 100 ribu - Rp150 ribu per bulan.
Akhirnya dalam sebulan ia bisa mengumpulkan uang hingga Rp 1 juta. Nah, dari sinilah Bahori bisa menabung hingga bisa terkumpul uang Rp 30 juta.
Untuk beribadah haji dirasakan masih sangat lama, akhirnya ia dan istri mendaftar umroh saja. Sisa pembayarannya dibantu anak-anaknya, jadi total biaya berangkat berdua Rp 49 juta, termasuk pembuatan paspor dan biaya lain-lain.
“Anak-anak sangat mendukung dan banyak membantu juga,” paparnya.
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu