Tukar 48 Warga Iran dengan 2.310 Tawanan Assad
Kamis, 10 Januari 2013 – 06:52 WIB
Kemarin televisi Iran memberitakan bahwa 48 warga negaranya yang ditawan oleh oposisi Syria akhirnya bebas. Tetapi, laporan itu tidak disertai dengan tayangan gambar (foto). Pada 5 Agustus tahun lalu, setelah menangkap para warga Iran itu, FSA merilis video yang memperlihatkan bahwa para tawanan tersebut mengantongi kartu identitas militer. FSA yakin rombongan itu bukan peziarah, tetapi personel Garda Revolusi (tentara Iran) yang membantu rezim Assad.
Saat itu, FSA mengancam membunuh para tawanan Iran itu. Kecuali, rezim Assad berhenti melancarkan aksi militer terhadap oposisi. FSA yakin para personel Garda Revolusi itu memberikan bantuan militer kepada pasukan Assad. Apalagi, Teheran dan Damaskus merupakan sekutu dekat. Iran juga tetap membela Assad meski dunia internasional terus mendesak agar dia mundur.
Pada 8 Agustus lalu, Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi mengakui bahwa beberapa peziarah asal negerinya itu memang personel Garda Revolusi. "Tapi, mereka sudah pension dan berkunjung ke Syria sebagai peziarah, bukan mengusung misi militer," tuturnya. Dia juga membantah bantuan militer yang diberikan Iran untuk rezim Assad.
Secara terpisah, Garda Revolusi Iran menyatakan bahwa mereka memang mengirim personelnya ke Syria. Namun, pengiriman dilakukan setelah terjadi penculikan peziarah Syiah. "Kami memberangkatkan Quds Force, pasukan elite Garda Revolusi, ke Syria pada 16 September 2012," kata Jenderal Mohammad Ali Jafari, komandan Garda Revolusi.
DAMASKUS - Oposisi Syria membebaskan 48 warga Iran yang mereka tawan sejak awal Agustus tahun lalu. Kemarin (9/1) Free Syrian Army atau FSA (kubu
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer