Tukul Arwana

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Tukul Arwana
Komedian Tukul Arwana. Foto: Ricardo/JPNN.com

Gaya lawakan Warkop Kawe ini tidak ada yang baru.

Kemunculan Warkopi yang tanpa izin ini membuat Indro meradang. Sebagai satu-satunya penyintas Warkop DKI, Indro pantas marah karena grup ini muncul tanpa meminta izin darinya dan keluarga almarhum Dono dan Kasino. Warkopi dianggap tidak mematuhi etika dan tidak menghormati hak kekayaan intelektual yang dilindungi undang-undang.

Komentar netizen beragam. Ada yang mendukung ada yang mencerca. Yang mendukung menganggap Warkopi sebagai Warkop reborn, yang bisa mengobati kangen kepada penampilan trio Warkop yang legendaris.

Yang mencerca menganggap penampilan mereka tidak beretika, karena tidak minta izin pemegang hak, dan sekadar menjadi fotokopi tanpa ada sesuatu yang baru.

Makin di-bully makin menjadi perhatian publik. Acaranya di kanal Youtube ditonton jutaan viewers. Warkopi malah menantang para haters dengan mengatakan, ‘’haters make me famous’’, para pembenci justru membuat mereka terkenal.

Namun, akhirnya anak-anak itu insaf dan sadar juga. Mereka sekarang sudah minta maaf secara terbuka melalui jumpa pers. Belum diketahui apakah mereka akan bubar, atau akan jalan terus dengan memberi kompensasi kepada pemegang waris Warkop DKI.

Banyak grup-grup lawak legendaris yang berguguran, lalu muncul grup baru yang sekadar mengekor dan tidak menampilkan orisinalitas. Grup lawak Srimulat di Surabaya yang melegenda akhirnya gulung tikar, dan personelnya satu-satu persatu menghilang.

Kata almarhum Gus Dur, para pelawak dan grup-grup legendaris itu kehilangan penggemar karena kalah lucu dari para politisi. Para politisi sering membuat komentar yang lucu mengalahkan para pelawak top.

Kisah Tukul menjadi bagian dari bukti kerasnya dunia hiburan komedi di Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News