Tulang Lama

Oleh: Dahlan Iskan

Tulang Lama
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Harold pinjam mobil sedan ibunya. Mereka ke Texas jalan darat. Bisa 10 jam perjalanan kalau tidak berhenti-berhenti. Mereka tinggal di rumah kontrakan di Harris, kota kecil antara Dallas dan Houston.

Baca Juga:

Sang ibu sering menerima surat dari Texas. Harold terus mengabarkan keadaannya, istrinya dan si bayi Holly. Lewat surat. Belum ada email. Belum ada WA. Harold baik-baik saja.

Surat berikutnya tidak pernah ada lagi. Sang ibu masih baik sangka, tapi mulai bertanya-tanya. Tiga bulan lewat. Enam bulan berlalu. Tidak ada kabar berita.

Suatu ketika telepon di rumah Sang ibu berdering. Yang menelepon seorang lelaki. Ia mengabarkan Harold tidak perlu mobil sedan itu lagi. Harold tidak memerlukan apa pun lagi yang bersifat kebendaan. Harold, katanya, masuk sekte yang harus meninggalkan apa pun yang bersifat kebendaan.

Mobil sedan yang dibawa Harold akan dikembalikan. Sang ibu diminta mengambil mobil itu di suatu tempat tidak jauh dari rumahnyi. Yakni di Daytona Speedtrack. Tengah malam

Mobil itu benar-benar datang. Yang menyerahkan tiga orang wanita. Berjubah putih. Begitu saja. Tidak ada penjelasan apa-apa. Sikap umumnya orang Amerika, yang tidak mau tahu urusan orang lain, kadang ada tidak baiknya.

Tahun berganti tahun. Sang ibu kian putus harapan. Sepuluh tahun berlalu. Dua puluh tahun. Tiga puluh tahun. Empat puluh tahun.

Kota-kota pun berubah. Perumahan kian banyak. Kota-kota kecil baru tumbuh di sekitar kota besar. Daerah semak belukar di pinggir kota banyak yang jadi real estate. Dengan rumah-rumah bagus. Halaman luas.

Sang anjing menemukan tulang tangan manusia. Tulang lama. Itu tahun 1981. Polisi turun tangan. Dilakukanlah penggalian. Tidak hanya tangan. Ditemukan juga...

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News