Tulisan Pendek
Oleh: Dahlan Iskan
Sebenarnya bisa saja saya minta deadline dimundurkan satu jam. Toh, pembaca tidak akan tahu.
Namun, saya takut pada diri sendiri: nanti menjadi kebiasaan; sedikit-sedikit minta molor.
Dan lagi saya begitu terpengaruh pada isi pertemuan terakhir sebelum menulis itu. Yang membicarakan ekonomi. Khususnya nilai tukar.
"Tiga bulan lalu, kan, saya sudah ingatkan bapak. Belilah dolar," ujar pengusaha yang ikut pertemuan itu.
"Saya kan sudah bilang, akan menjadi Rp 15.000 dan masih naik lagi," tambahnya.
Masih lebih dalam lagi pembicaraan rupiah Senin petang itu. Saya begitu tersentuh.
Sambil makan itu saya sudah bertekad: akan menulis soal nilai tukar. Ini harus diingatkan sungguh-sungguh. Enggak usah panjang-panjang.
Soal mengapa rupiah merosot, dan apa yang harus dilakukan, para ahli di pemerintahan sudah tahu. Tinggal soal fokus. Presiden jangan lagi pikir urusan presiden akan datang.