Tumbuh 20 Persen
Oleh: Dahlan Iskan
Pembukaan jalur darat Tiongkok ke Eropa memang sudah dilakukan sejak sepuluh tahun lalu. Namun, hasil nyatanya dipanen dalam masa Covid ini. Kini tiap hari ada rangkaian panjang kereta api dari 34 kota di Tiongkok ke 28 kota di Eropa. Ekspor ke Eropa tidak lagi hanya lewat laut.
Pun ketika terusan Suez ''buntu'' akibat kapal raksasa Ever Given kandas di situ. Tiongkok langsung melihatnya sebagai peluang bisnis: ditawarkanlah kepada Mesir. Untuk membangun kapal tarik baru yang besar. Buatan Tiongkok. Yang tenaganya: 80 ton.
Osama Rabie, CEO otoritas Terusan Suez mengatakan pihaknya sudah setuju membeli kapal tarik sebesar itu dari Tiongkok. Jumlahnya lima buah sekaligus. Yang pertama sudah akan dikirim 14 bulan setelah hari ini. Sisanya 20 bulan dari sekarang.
Lain kali, kalau Ever Given kandas lagi di lokasi yang sama Mesir sudah punya kapal tarik sendiri. Yang terbesar pula: 5 x 80 ton.
Tiongkok sendiri sangat berkepentingan dengan lancarnya Terusan Suez. Ekspornya ke Eropa praktis tergantung pada terusan itu. Yang di sebagian selatan lebarnya hanya 200 meter -padahal panjang kapal Ever Given 400 meter.
Kapal-kapal sebesar Ever Given akan kian banyak di masa depan –untuk menurunkan ongkos kirim. Kian besar kapal, kian murah ongkos kirim per kg.
Negara yang punya barang sebanyak yang bisa memenuhi kapal sebesar Ever Given mana lagi kalau bukan Tiongkok. Ever Given sendiri hari itu berangkat dari Shenzhen, Tiongkok. Lalu mampir Tanjung Pelepas di Malaysia. Dengan tujuan akhir Amsterdam.
Kini kapal itu ditahan oleh Mesir di Danau Pahit –di pertengahan Terusan Suez. Kalau pemilik kapal sudah mau membayar Rp 14 triliun barulah kapal dilepas. Itu sebagai biaya mengambangkannya, mengganti hilangnya pendapatan Suez selama satu minggu, dan rusaknya nama baik Mesir.