Tumbuh 54 Persen, Sektor Manufaktur RI Mulai Bangkit
Subsektor pendorong paling besar ialah industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya hingga menyentuh USD 8,5 miliar atau berkontribusi 25,3 persen dari seluruh realisasi PMA yang berada di angka Rp 479,3 triliun.
“Di tengah situasi dunia saat ini yang dilanda krisis pangan, energi, hingga finansial, semua negara sedang berlomba-lomba berebut investasi. Alasannya, dengan investasi berarti peningkatan nilai tambah, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan devisa,” kata Agus.
Saat ini pemerintah fokus untuk menciptakan iklim usaha dan investasi yang kondusif dengan menjaga stabilitas ekonomi dan politik yang baik di dalam negeri.
"Apalagi, berbagai indikator penting pembangunan terus menunjukkan perbaikan dan ini menandakan optimisme bagi Indonesia," ungkapnya.
Menurut Agus, pada triwulan III 2022, investasi sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya mencapai Rp 44 triliun.
Angka itu akan memberikan kontribusi paling tinggi (14,3 persen) terhadap realisasi total investasi di triwulan III-2022 sebesar Rp 307,8 triliun.
“Kami yakin peningkatan investasi di sektor tersebut berkorelasi dengan kebijakan pemerintah dalam memacu hilirisasi industri, khususnya sektor pertambangan," tegas Agus. (mcr28/jpnn)
Sektor manufaktur Indonesia masih menjadi negara tujuan investasi bagi para pelaku nasional dan global di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu.
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Wenti Ayu Apsari
- Manufacturing Indonesia 2024 Sukses Digelar, Dorong Daya Saing Industri
- Begini Cara Ericsson Dorong Transformasi Digital di Sektor Industri Manufaktur
- SSB Konsisten Lahirkan Tenaga Kerja Terampil untuk Bersaing di Industri Manufaktur
- Taspen Tunjukkan Konsistensi Lewat Pertumbuhan Investasi 10,55% di Atas Industri
- Lewat Cara Ini, Inpertek Technology Pasarkan Produknya Hingga Lebih Luas
- Kinerja Meningkat, ASDP Catat Pertumbuhan Aset hingga 45,47 Persen