Tumit Zaytun
Oleh: Dahlan Iskan
Selama empat hari itu, tiap pagi, mereka harus berolahraga. Jalan kaki. Ke mana pun. Di dalam kompleks pesantren yang luas, rindang, dan tertata berblok-blok penuh pepohonan.
Berolahraga rupanya sudah menjadi jiwa pesantren ini. Doktrin Al Zaytun memang tiga kata: sehat, cerdas, manusiawi. Pun pemimpin tertinggi Al Zaytun.
Tiap hari berolahraga jalan kaki: 20.000 langkah. Termasuk ketika sang pemimpin menjalani hidup di penjara. Tiap hari dia jalan kaki keliling lapangan kecil di dalam penjara Indramayu. Selama 351 hari.
Anda sudah tahu siapa pemimpin tertinggi Al Zaytun: Syekh Panji Gumilang. Dia baru saja selesai menjalani masa hukumannya.
Kini Syekh sudah aktif kembali di Al Zaytun –termasuk jalan kaki lagi 20.000 langkah di sana.
Khusus hari Selasa kemarin orang tua santri punya dua pilihan olahraga: jalan kaki atau senam bersama saya dan tim dari Surabaya.
Di antara 1.800 orang tua santri yang hadir banyak yang pilih jalan kaki. Senam kami tidak seberapa laku: hanya sekitar 400 orang yang ikut goyang-goyang badan. Itu pun sudah termasuk santri dewasa.
Saya agak sulit memberi contoh gerakan senam gaya khusus ini. Hari masih gelap. Mereka sulit melihat Nicky dan saya yang lagi di atas panggung.