Tumpangsari Dorong Produksi Meningkat, Persaingan Lahan pun Bisa Dicegah
Gatot menegaskan, pola tumpangsari ini sudah diujicobakan di beberapa lokasi dan terbukti efektif. Karena itu, pemerintah akan lebih memacu lagi di tahun mendatang. Indonesia masih punya peluang untuk menggenjot produksi dengan pola tersebut sampai lima tahun ke depan, sehingga dapat memitigasi alih fungsi lahan, terutama akibat pembangunan infrastruktur.
“Pengembangannya kami akan arahkan untuk lahan sawah pada musim kemarau 1 dan pada lahan kering pada musim hujan. Kami ingin padi, jagung dan kedelai berdampingan secara damai tidak rebutan areal,” katanya.
Salah satu yang telah menerapkan pola tumpangsari yakn Provinsi DI Yogyakarta. Kepala Dinas Pertanian DIY, Sasongko menjelaskan, tumpangsari merupakan cara memanfaatkan persaingan lahan antar komoditas. Bahkan penanaman tanaman kedelai sebagai tumpangsari pada tanaman jagung dapat memperbaiki kesuburan lahan.
Provinsi DIY tahun ini diberikan target tumpangsari seluas 5 ribu ha. Untuk Kabupaten Kulon Progo seluas 391 ha (jagung dan kedelai), Kabupaten Gunung Kidul 1.346 ha baru terlaksana 586 ha (padi dan kedelai). Sedangkan Kabupaten Bantul dari 914 ha baru terealisasi 727 ha dan Kabupten Sleman 150 ha (jagung dan kedelai).(adv/jpnn)
Ditjen Tanaman Pangan Kementan menargetkan kenaikan produksi padi, jagung dan kedelai dengan penambahan luas tanam melalui berbagai terobosan. Salah satunya tumpangsari tanaman pangan.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Dukung Ketahanan Pangan, IsDB & IFAD Kembangan Pertanian Dataran Tinggi
- Program Upland Kementan Diharapkan Bisa Perkuat Ketahanan Pangan
- IFAD Tinjau Program UPLAND di Garut Untuk Tingkatkan Produktivitas & Kesejahteraan Petani
- Bagaimana Cara Daftar Brigade Swasembada Pangan? Ini Penjelasan Kepala BPPSDMP Kementan
- Usut Kasus Korupsi Pengadaan X-Ray Kementan, KPK Panggil Sunarto Sulai
- Gelar Rapat Maraton, Mentan Amran Ingin Buat Lompatan Besar Menuju Swasembada Pangan