Tunda Pembacaan Putusan 8 Bulan, MK Dicurigai Bermain
jpnn.com - JAKARTA – Effendi Ghazali memertanyakan langkah Mahkamah Konstitusi (MK) yang baru membacakan keputusan atas Pengujian Undang-Undang (PUU) Nomor 42 tahun 2008, tentang pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, Kamis (23/1). Padahal dalam sidang putusannya, MK menyatakan keputusan atas PUU tersebut telah diambil sejak Mei 2013 lalu.
“Mahkamah Konstitusi perlu menjawab kenapa dari Mei 2013 ditahan-tahan sampai Januari 2014. Ini perlu kita pertanyakan,” ujarnya di gedung MK, Jakarta, Kamis (23/1).
Menurut Effendi, sikap MK yang dianggap terlalu lama membacakan keputusan perlu dipertanyakan. Karena berimplikasi langsung terhadap putusan-putusan konstitusi MK selanjutnya. Apalagi putusan MK merupakan putusan konstitusi yang berlaku final dan mengikat.
“Ada apa ditunda, apakah nanti boleh putusan konstitusi lain ditunda seperti ini juga,” ujarnya.
Meski memertanyakan sikap MK ini, Effendi mengaku mengapresiasi keputusan yang telah diambil. Di mana MK akhirnya mengukuhkan pemilu legislatif dan pemilu presiden untuk dilaksanakan serentak.
Hanya saja pelaksanaannya baru dapat dilaksanakan pada pemilu 2019 mendatang. Karena mengingat proses pemilu 2014 telah berjalan.
“Kami menerima atas apa yang diputuskan MK. Karena ini demi kepentingan bangsa. Ini merupakan kemenangan rakyat,” katanya.(gir/jpnn)
JAKARTA – Effendi Ghazali memertanyakan langkah Mahkamah Konstitusi (MK) yang baru membacakan keputusan atas Pengujian Undang-Undang (PUU)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Tidak Elok KPK Mencari Kesalahan, Apalagi Merangkai Cerita Demi Menarget Orang
- Penyidik Temukan Ratusan Amplop di Rumah Istri Muda Kadisnakertrans Sumsel, Jumlahnya Capai Sebegini
- Honorer Sowan ke Istana, Ada Jalan Terang untuk R2 & TMS PPPK Tahap 1
- Menko AHY: Tol Semarang-Demak Pakai 7,3 Juta Bambu untuk Mengatasi Kemacetan & Rob
- Mayapada Bantah Tudingan Terdakwa Penggelapan Rp 133 M Ted Sioeng
- Guntur PDIP Heran KPK Ingkari Janjinya Sendiri, Padahal Warga Banyak Laporkan Jokowi