Tunggakan Bansos
Oleh: Dahlan Iskan
![Tunggakan Bansos](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/watermark/2020/02/03/WhatsApp_Image_2020-02-03_at_15_33_11_(1).jpeg)
Pembaruan data seperti itu juga problem di sana. Akibatnya: instansi yang mengurus bansos mengalami kelebihan bayar. Nilainya: bukan main –menurut perusuh Disway yang hobinya rebahan. Mencapai USD 23 miliar. Itu angka tahun lalu. Setara sekitar Rp 500 triliun.
Maka belakangan ini instansi tersebut rajin kirim email ke penerima bansos: memberitahukan bahwa si penerima telah mendapat bansos melebihi jatah mereka. Harus dikembalikan.
Tahun lalu hasil jepretan instansi tersebut mencapai hampir USD 5 miliar. Setara Rp 75 triliun.
Luar biasa ketaatan mereka. Masih mau mengembalikan uang yang sudah habis dibelanjakan. Atau memang masih disimpan.
Namun, yang belum mengembalikan juga masih jauh lebih besar. Masih empat kali lipatnya. Mereka diizinkan komplain. Proses itu tentu akan panjang.
Bagi yang terang-terangan data barunya akurat, instansi bansos bikin langkah drastis: nilai bansos bulan berikutnya dipotong habis. Pun bulan berikutnya lagi. Sampai lunas.
Akibat langkah penertiban penerima bansos itu –Anda pun sudah bisa membayangkan– ada yang sangat dramatis.
Media di Amerika kemarin ada yang menuliskan kisah Nonya (saya sulit menafsirkan apakah dia nona atau nyonya) Denise Woods. Setengah umur.