Tunggu Revolusi Ke-2 Dangdut

Tunggu Revolusi Ke-2 Dangdut
Tunggu Revolusi Ke-2 Dangdut
JAKARTA – Raja Dangdut Rhoma Irama berharap musik yang diusungnya bangkit kembali. Pentolan grup Soneta itu tidak memungkiri bahwa industri musik dangdut di Indonesia belakangan ini terpuruk, tapi bukan berarti mati.

Di belahan dunia lain, menurut Rhoma, musik dangdut justru tengah digemari. Belum lama ini, kata penyanyi yang akrab dipanggil Bang Roma itu, dirinya ke Amerika Serikat diundang praktisi kesenian yang sedang meneliti musik yang dulu disebut musik Melayu tersebut. "Dangdut saat ini sudah dipelajari 70 universitas kebudayaan di dunia," katanya saat menyambut kehadiran Arreal Tilghman, pemenang ajang pencarian bakat, Dangdut in America, di MU Cafe Selasa (3/2).

Yang menarik, kata Rhoma, di AS sudah banyak yang memainkan musik dangdut. Salah satunya dangdut koboi. "Para pemainnya adalah profesor," tutur pria kelahiran Tasikmalaya, 11 Desember 1946, itu.

Hal serupa dikatakan Rissa Asnan, penggagas ajang Dangdut in America. Setelah 2,5 tahun memperkenalkan dangdut lebih luas di Negeri Paman Sam itu lewat acaranya, menurut dia, geliatnya mulai terlihat. "Sekarang mereka penasaran menanti kesuksesan Tilghman," tutur perempuan yang sudah 20 tahun tinggal di belahan timur AS itu.

JAKARTA – Raja Dangdut Rhoma Irama berharap musik yang diusungnya bangkit kembali. Pentolan grup Soneta itu tidak memungkiri bahwa industri

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News