Tunjangan COVID Senilai Miliaran Dolar di Australia Diduga Salah Sasaran
Tanggapan pemerintah
Partai Buruh telah melobi perusahaan-perusahaan ini untuk mengembalikan dana tersebut.
Namun dalam wawancara dengan program TV ABC, Bendahara Negara (Treasurer) Josh Frydenberg membela tidak adanya mekanisme pengembalian dana tersebut.
"Jika perusahaan harus mengembalikan uang itu, berarti mereka tidak perlu mengambilnya sejak awal dan akibatnya orang akan kehilangan pekerjaan," katanya.
Treasurer Frydenberg mendukung keputusan pemerintah mengizinkan suatu perusahaan menerima tunjangan JobKeeper berdasarkan prediksi penurunan omzet.
"Jika kami (pemerintah) tidak melakukan hal itu, kami tidak akan pernah mengeluarkan uang," katanya.
"Jika kita kembali pada bulan Maret tahun lalu saat kami meluncurkan JobKeeper, kita menatap ke dalam jurang ekonomi. Armagedon ekonomi," ucapnya.
Lebih dari 150.000 perusahaan mengalami kenaikan omzet selama kuartal April-Juni tahun 2020. Sekitar setengahnya masih terus mengalami kenaikan omset selama kuartal Juli-September.
Perusahaan yang omzetnya naik selama kedua periode ini menerima tunjangan sekitar A$6 miliar.
Salah satu tunjangan COVID di Australia, JobKeeper, tidak sesuai dengan peruntukannya, karena mengalir ke ribuan perusahaan yang omzetnya berlipat ganda
- 1.260 Guru di Kota Bengkulu Terima Tunjangan Profesi Triwulan III-2024
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Dana Sertifikasi Guru PNS dan PPPK Cair, Alhamdulillah