Turis Australia Mengaku Data Mereka Bocor di Bandara Bali Akibat Gangguan Visa Elektronik
Serangkaian pelanggaran data terkini
Tidak dapat dipastikan berapa banyak wisatawan yang terdampak oleh gangguan teknis ini, karena tidak semua pemohon visa mengalami masalah tersebut.
Lebih dari 1 juta warganegara Australia mengunjungi Indonesia setiap tahunnya, dengan seperempat di antaranya berkunjung ke Bali.
Sebuah keluarga dari Sydney yang saat ini sedang mengunjungi Bali mengatakan semua dokumen visa mereka menunjukkan informasi normal ketika mereka memindai kode QR.
Masalah privasi tersebut terjadi hanya beberapa bulan setelah Indonesia menerapkan e-gate pintar di bandara seluruh Indonesia, yang dirancang untuk menyederhanakan proses bea cukai.
Kebocoran data baru-baru ini menjadi pembicaraan hangat di Indonesia, setelah Direktorat Jenderal Pajak bulan lalu menyelidiki pencurian enam juta NPWP pembayar pajak yang diketahui dijual di 'dark web'.
Pengamat keamanan siber dari Universitas Prasetiya Mulya Alfons Tanujaya mengatakan gangguan data terbaru ini merupakan bagian dari sebuah pola.
"Indonesia telah mengalami kebocoran data berulang kali, dan apa pun rekomendasi dan solusi yang ditawarkan para ahli, itu sia-sia," ujar Alfons.
"Jika imigrasi sudah mengetahui adanya gangguan tersebut, mereka seharusnya menghentikan penggunaan sistem dan memperbaiki masalahnya terlebih dahulu," katanya.
Sistem visa elektronik yang sempat terganggu di bandara Bali secara tidak sengaja mengekspos data pribadi wisatawan
- Dua Tokoh Siap Luncurkan Creative Hub Bertema Laut di Bali
- GB Sanitaryware dan Christian Sugiono Garap Project Rahasia di Bali
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis