Turis Backpacker Kembali Ungkap Pengalaman Buruk Bekerja Sambil Berwisata Di Australia
"Kami memiliki banyak contoh di mana para backpacker dan para petani memiliki hubungan yang bagus," kata ketua kelompok itu, Rachel Mackenzie.
"Sayangnya ada beberapa petani yang merusak keadaan untuk semua orang.
"Tenaga kerja kami memiliki kecenderungan menjadi rentan karena bersifat musiman, jangka pendek dan santai."
Sebuah penyelidikan yang dilakukan senat tahun lalu mendapati dugaan kondisi "eksploitasi" dan "perbudakan" bagi para backpacker di Australia.
Temuan ini menyerukan dilakukan peninjauan mendesak terhadap program 88-hari itu.
Rachel Mackenzie mengatakan bagian dari masalah tersebut adalah bahwa sementara petani membutuhkan tenaga kerja musiman, backpacker mungkin bukan yang terbaik.
"Kami memiliki sejumlah besar orang yang tidak ingin bekerja di pertanian yang merasa dipaksa untuk bekerja di bidang pertanian," katanya.
"Mereka mengambil pekerjaan apa saja yang tersedia dan tidak melakukan tugas dan kewajiban mereka sepenuhnya dan menurut saya beberapa dari mereka bahkan tidak tahu tentang apa yang sebenarnya mereka sukai dari bekerja di pertanian.
- Ada Sejumlah Alasan Indonesia Menaikkan PPN, tetapi Apakah Sudah Tepat?
- Usia Penonton Konten Pornografi di Australia Semakin Muda
- Dunia Hari Ini: Israel Menyetujui Gencatan Senjata Dengan Hizbullah
- Siapa Saja Bali Nine, yang Akan Dipindahkan ke penjara Australia?
- Dunia Hari Ini: Menang Pilpres, Donald Trump Lolos dari Jerat Hukum
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata