Turis Backpacker Kembali Ungkap Pengalaman Buruk Bekerja Sambil Berwisata Di Australia

"Kami memiliki banyak contoh di mana para backpacker dan para petani memiliki hubungan yang bagus," kata ketua kelompok itu, Rachel Mackenzie.
"Sayangnya ada beberapa petani yang merusak keadaan untuk semua orang.
"Tenaga kerja kami memiliki kecenderungan menjadi rentan karena bersifat musiman, jangka pendek dan santai."
Sebuah penyelidikan yang dilakukan senat tahun lalu mendapati dugaan kondisi "eksploitasi" dan "perbudakan" bagi para backpacker di Australia.
Temuan ini menyerukan dilakukan peninjauan mendesak terhadap program 88-hari itu.
Rachel Mackenzie mengatakan bagian dari masalah tersebut adalah bahwa sementara petani membutuhkan tenaga kerja musiman, backpacker mungkin bukan yang terbaik.
"Kami memiliki sejumlah besar orang yang tidak ingin bekerja di pertanian yang merasa dipaksa untuk bekerja di bidang pertanian," katanya.
"Mereka mengambil pekerjaan apa saja yang tersedia dan tidak melakukan tugas dan kewajiban mereka sepenuhnya dan menurut saya beberapa dari mereka bahkan tidak tahu tentang apa yang sebenarnya mereka sukai dari bekerja di pertanian.
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia