Turis China Semakin Banyak Belanja di Australia
Pengeluaran oleh para turis asal China yang berkunjung ke Australia diperkirakan akan naik menjadi $ 1,4 miliar (sekitar Rp 14 triliun) dengan semakin banyaknya turis kelas menengah dan kesukaan mereka belanja barang-barang mewah dan berkualitas.
Dalam sebuah laporan yang dibuat Oleh Cross Border Management berjudul Golden Dragons: The Spending Habits of Chinese Tourists (Naga Emas: Pola Belanja Turis China), disebutkan bahwa perlunya bisnis di Australia memperhatikan musim dingin bagi kehadiran turis China yang semakin banyak.
"Survei kami mengenai para turis dari China mengatakan mereka menginginkan lebih banyak tanda dalam bahasa China, perusahaan atau bisnis milik warga China lainnya, dan seseorang yang bisa membantu mereka ketika mereka sedang belanja." kata laporan tersebut.
"Meskipun pada umumnya masa Imlek, dan masa Natal sebagai masa paling banyak diminati oleh para turis dari China untuk berkunjung, perhatian belum banyak diarahkan bagi turis China yang datang di musim dingin di Australia."
Cross Border Management (CBM) sebuah perusahan yang mengkhususkan diri membantu perusahaan China menjual kepada pelanggan China mengatakan jumlah kedatangan turis China terbesar setelah Imlek adalah masa liburan sekolah antara bulan Juli dan Agustus, dengan perkiraan mereka akan menghabiskan $ 700 juta selama masa liburan tersebut.
Menurut CBM, setiap turis yang datang menghabiskan rata-rata $ 2.499 (sekitar Rp 25 juta) selama mereka berada di Australia di tahun 2015.
"Pentingnya musim liburan ini semakin terasa karena semakin banyak warga China yang mampu melakukan perjalanan, dan juga tempat kerja mereka memberikan cuti yang dibayar." kata laporan tersebut.
Dalam laporan tahun lalu, laporan Tourism Research Australia menunjukkan bahwa turis China menjadi pembelanja terbesar di Australia ketika mereka berlibur disusul Korea Selatan, Jepang, dan Taiwan dari masa 2011 sampai 2013.
Pengeluaran oleh para turis asal China yang berkunjung ke Australia diperkirakan akan naik menjadi $ 1,4 miliar (sekitar Rp 14 triliun) dengan semakin
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat