Turki dan Teman yang Berseberangan

Oleh Dahlan Iskan

Turki dan Teman yang Berseberangan
Dahlan Iskan.

Tapi Erdogan tidak kehilangan pegangan. Ia genggam kekuasaannya. Ia remaskan ke telapaknya. Kuat-kuat.

Ia pecat jaksa agungnya.
Ia pecat kepala polisinya.
Hakim. Jaksa. Polisi. Tentara. Semua dirombak.

Dan Erdogan dapat dukungan publik. Tapi juga begitu banyak yang sakit hati.

Erdogan lolos dari kejatuhan. Lantas ia ciptakan istilah itu: kudeta hukum. Upaya menggulingkan Erdogan melalui cara penegakan hukum: memberantas korupsi.

Tiga tahun kemudian terjadi kudeta militer. Tahun 2016. Tak lain sebagai buntut peristiwa 2013 itu.

Jumat sore itu Erdogan sedang liburan di luar kota. Malamnya sejumlah tank tentara terlihat di jalan-jalan raya. Yang di Ankara menuju istana. Yang di Istanbul menuju jembatan Bosporus.

Istana dikepung. Lalu dibombardir. Jembatan Bosporus diblokade.

Kendaraan dari arah Eropa tidak bisa melintas ke arah Asia. Selat Bosporus yang cantik itu menjadi tegang.

Di Indonesia nama Turki juga sangat harum. Sampai-sampai di PKS muncul 'aliran Turki'. Di samping aliran yang sudah ada: aliran Saudi dan aliran Mesir.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News