Turki Ikut Tolak Referendum Crimea ke Rusia
jpnn.com - HASIL referendum Crimea yang menginginkan wilayahnya bergabung dengan Rusia terus memicu pertentangan. Kini pertentangan datang dari Turki. Pemerintah Turki secara tegas menolak hasil referendum tersebut.
Bukan tanpa alasan negara tersebut menolak hasil referendum. Penolakan itu didasari pada kekhawatiran mereka atas nasib Tatar Crimea yang berbahasa Turki dan menetap di wilayah tersebut. “Kami tidak mengakui referendum itu dan referendum tidak memiliki legitimasi,” kata Menteri Luar Negeri Ahmet Davutoglu dalam sebuah konferensi pers seperti dikutip AFP.
Seperti diketahui, Crimea menyatakan kemerdekaannya dari Ukraina dan mengajukan untuk bergabung dengan Rusia pada Senin (17/3), setelah mengklaim 96,6 persen dukungan untuk berpisah dalam sebuah referendum pada sehari sebelumnya.
Davutoglu mengatakan referendum itu melanggar integritas wilayah Ukraina. “Saya berharap referendum itu, tidak akan mengarah pada ketegangan baru. Saya berharap semua pihak terkait bertindak dengan akal sehat dan menghindari manuver militer," ujarnya.
Etnis Tatar Crimea sejak awal memang menentang Crimea bergabung dengan Rusia. Nah, dengan hasil tersebut, etnis yang masih memiliki hubungan erat dengan Turki itu khawatir akan mendapatkan intimidasi dan hak mereka semakin tergerus.
“Kami tidak akan pernah menerima referendum,” ujar pemimpin Tatar Crimea Mustafa Kirimoglu yang ikut dalam konferensi pers tersebut. Kata dia, nasib etnis Tatar Crimea terletak di pemerintah Ukraina. (mas/jpnn)
HASIL referendum Crimea yang menginginkan wilayahnya bergabung dengan Rusia terus memicu pertentangan. Kini pertentangan datang dari Turki. Pemerintah
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer