Turki Kecam Kamp Uighur, Tiongkok Sindir Erdogan
jpnn.com, ANKARA - Kamp deradikalisasi dalam wujud sekolah-sekolah kejuruan di Xinjiang, Tiongkok, membuat Turki berang. Sabtu malam (8/2) Ankara mendesak Beijing segera menutup kamp yang konon menawan sekitar sejuta penduduk muslim Uighur tersebut.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Turki Hami Aksoy prihatin karena para penghuni kamp diperlakukan dengan tidak baik.
''Memperkenalkan kembali kamp konsentrasi di abad ke-21 lewat kebijakan asimilasi sistematis adalah hal yang sangat memalukan bagi kemanusiaan,'' tegas Aksoy sebagaimana dikutip BBC.
Turki memiliki kedekatan budaya dengan kaum Uighur di Tiongkok. Sebab, mereka berbicara dengan bahasa yang sama. Belakangan, banyak penduduk Uighur yang lari ke Turki karena merasa nyawa mereka terancam.
Aksoy mendesak Sekjen PBB Antonio Guterres agar turun tangan. Dia menyebut fenomena yang terjadi di Xinjiang tersebut sebagai tragedi kemanusiaan. Karena itu, PBB harus segera menyudahi tragedi tersebut.
Atas seruan Ankara itu, Beijing langsung bereaksi. Tiongkok pun menyindir Rezim Recep Tayyip Erdogan yang memenjarakan ribuan pendukung cendikiawan Islam, Faetullah Gulen dengan dalih terorisme.
''Tiongkok maupun Turki punya tugas sulit untuk menghadapi terorisme. Kami menentang standar ganda pada perang melawan terorisme,'' terang Kedubes Tiongkok di Turki sebagaimana dikutip Associated Press. (sha/c22/hep)
Turki menyebut kamp deradikalisasi untuk muslim Uighur di Tiongkok sebagai tragedi kemanusiaan. Namun, tudingan itu malah berbalik ke muka sendiri
Redaktur & Reporter : Adil
- Halaman Belakang
- WNA China Tewas Kecelakaan di Sungai Musi, Dokter Forensik Ungkap Temuan Ini
- Bertemu Pengusaha RRT, Presiden Prabowo: Kami Ingin Terus Bekerja Sama dengan China
- Temui Para Taipan Tiongkok, Prabowo Amankan Investasi Rp 156 Triliun
- Titik Pulang
- Bertemu Zhao Leji, Prabowo Tegaskan Komitmen Pererat Hubungan Indonesia-Tiongkok