Turki, Pemandu Wisata Berbahasa Indonesia dan Mukidi

Melihat Geliat Pariwisata Turki Pasca-Kudeta

Turki, Pemandu Wisata Berbahasa Indonesia dan Mukidi
Suasana di Pierre Loti Hill, Istanbul yang selalu ramai oleh wisatawan. Foto: Monique Rijkers/JTV/JPG

Turki menikmati jumlah wisatawan sebanyak 40 juta orang pada tahun 2015. Jumlah wisatawan terbanyak dari Rusia, yang berlokasi di utara Turki, dengan jumlah turis mencapai 5 juta orang.

Namun, sejak peristiwa penembakan pesawat militer Rusia oleh Turki, jumlah wisatawan asal Rusia turun drastis. Pemerintah Turki pun berinisiatif menarik wisatawan Rusia dengan membolehkan menggunakan mata uang Rusia (Rubel) saat berada di negeri yang beribu kota di Ankara itu.

Apakah ada penurunan jumlah turis asal Indonesia pasca-kudeta gagal di Turki pada Juli laly? Dubes Wardhana mengaku belum mendapat angka pasti.

“Belum menerima informasi, meski diduga terjadi penurunan,” katanya.

Tetapi menurut Gulberk Asyapar, perwakilan dari Asosiasi Agen Perjalanan Turki (TURSAB), tidak ada penurunan drastis dalam hal jumlah wisatawan asal Indonesia. Ia malah mendorong maskapai Indonesia untuk terbang ke Turki.

Asyapar menuturkan, umumnya turis datang ke Turki dua kali. Pertama kali untuk sekada melihat-lihat, baru dilanjutkan pada kedatangan kedua untuk menjelajah.

Baginya, 9500 anggota TURSAB siap menyambut para turis. Kondisi keamanan yang sempat goncang akibat pengeboman yang dilakukan ISIS, katanya, juga dialami banyak  negara termasuk Prancis di Eropa yang punya pengamanan ketat.

Namun soal kudeta gagal,  Asyapar tak banyak berkomentar. Ia hanya berujar pendek, “It was like a Hollywood movie but it past. The whole country against that coup,” tuturnya.(jpg/ara/jpnn)

Turki kini menjadi salah satu negara tujuan warga negara Indonesia (WNI) yang pelesiran ke mancanegara. Negara yang wilayahnya mencakup Benua Asia

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News