Turki Tak Biarkan Pelaku Kudeta yang Sudah Tewas Damai di Alamnya
jpnn.com - ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melanjutkan razianya terhadap para terduga pendukung kudeta gagal 15 Juli lalu. Presiden berusia 62 tahun itu juga segera mengambil alih kendali militer.
Jumat (29/7) kemarin, Erdogan memaparkan rencananya itu dalam pertemuan Supreme Military Council (YAS) di Istana Kepresidenan Turki di Kota Ankara. ”Idealnya, staf umum militer (general staff) dan Badan Intelijen Nasional (MIT) langsung berada dalam kekuasaan presiden,” ungkap Ibrahim Kalin, jubir kepresidenan.
Erdogan menyebut perombakan itu sebagai langkah besar untuk memperbaiki militer. Tapi, untuk mewujudkan rencana besar tersebut, Erdogan perlu berkonsultasi lebih dulu dengan oposisi. Juga, dia perlu mengamandemen Undang-Undang Dasar (UUD).
”AKP (partai Erdogan) perlu dukungan oposisi untuk mengubah konstitusi lewat parlemen,” terang seorang pengamat politik Turki. Selama ini, general staff dan MIT berada di bawah kendali Perdana Menteri (PM) Binali Yildirim.
Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu mengatakan, kudeta gagal itu tidak hanya didukung militer. Tapi juga warga sipil. Khususnya pekerja pemerintah. ”Ada lebih dari 300 karyawan di kementerian yang saya pimpin yang ternyata adalah pendukung (Fethullah) Gulen. Sebanyak 88 orang di antaranya sudah kami pecat,” ungkapnya.
Kemarin pemerintahan Erdogan juga mengamankan sedikitnya tiga pebisnis top Turki yang diduga kuat mendukung kudeta. Di antaranya Saadettin Korkut yang sebelumnya menjabat chief executive Petkim, perusahaan petrokimia terbesar Turki. Sejauh ini, pemerintah juga sudah menyita aset 3.049 hakim dan jaksa yang sangat diduga terlibat kudeta.
Turki sudah menyiapkan hukuman berat bagi para pendukung kudeta gagal. Bahkan, Erdogan tidak segan-segan untuk menjerat para pelaku dengan hukuman mati. Hukuman berat juga berlaku bagi para pelaku kudeta yang tewas. Pemerintah sudah menyiapkan lahan khusus sebagai kuburan mereka. Kuburan itu disebut hainler mezarligi alias makam pengkhianat. Bahkan, petugas sudah menggali banyak liang lahat untuk mereka.
”Di makam khusus itu, para pelaku kudeta akan dikuburkan. Orang-orang yang berlalu-lalang di makam tersebut akan bisa bebas mengutuki mereka,” kata Wali Kota Istanbul Kadir Topbas. Dia berharap para pelaku kudeta itu tidak beristirahat dalam damai di alam mereka. (afp/reuters/newyorkpost/hep/c11/any)
ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melanjutkan razianya terhadap para terduga pendukung kudeta gagal 15 Juli lalu. Presiden berusia 62
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- PPI Munich Gelar Sports and Culinary Festival Perdana di Munich
- Terima Kekalahan, Kamala Harris Berharap Amerika Tak Menuju Era Kegelapan
- Donald Trump jadi Presiden AS Alamat Bahaya Buat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
- Invasi Rusia Makin Brutal, Pengamat Soroti Penderitaan Warga Sipil Ukraina
- Donald Trump Menang, Israel Bakal Makin Brutal di Timur Tengah
- Dipastikan Menang Pilpres, Donald Trump Berjanji Akan Menyembuhkan Amerika