Turki Tutup Pangkalan Udara yang Digunakan 1.500 Tentara AS
jpnn.com - ISTANBUL – Pemerintah Turki menutup Pangkalan Udara Incirlik yang selama ini digunakan 1.500 personel militer AS untuk melakukan serangan udara ke Iraq dan Syria.
Turki beralasan bahwa pangkalan itu ditutup hingga dipastikan bahwa seluruh pasukan di Incirlik tidak terlibat pemberontakan.
Bukan hanya terhadap AS. Pemerintah Turki juga meminta Yunani mengekstradisi delapan petinggi militer yang melarikan diri dengan helikopter militer Black Hawk.
Delapan orang itu ditangkap pemerintah Yunani karena memasuki wilayah udara negara tersebut tanpa izin. Mereka diadili hari ini.
Helikopternya sudah diterbangkan ke Turki untuk dikembalikan. Pemerintah Yunani masih mempelajari hukum internasional sebelum mengembalikan mereka. ’’Kami akan menaati hukum internasional,’’ ujar Olga Gerovasili, juru bicara pemerintah Yunani.
Pengacara delapan orang itu, Ilia Marinaki, menjelaskan bahwa kliennya belum mengontak keluarganya sama sekali sejak tiba di Turki. Mereka bersikukuh tidak terlibat dalam upaya kudeta di Turki. Para pencari suaka tersebut melarikan diri ke Yunani karena khawatir dengan keselamatan nyawanya.
Saat itu polisi menembaki mereka begitu saja. Seluruh prajurit yang melarikan diri itu sudah menikah dan berusia 40-an tahun.
Pada Skai TV, Marinaki menjelaskan bahwa delapan orang tersebut tengah ditugasi atasannya untuk memindahkan orang-orang yang terluka dari jalanan Istanbul dengan helikopter ke ambulans di lokasi lain.
ISTANBUL – Pemerintah Turki menutup Pangkalan Udara Incirlik yang selama ini digunakan 1.500 personel militer AS untuk melakukan serangan udara
- Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta Ikut Nobar Laga Indonesia vs Jepang
- KBRI Dili Gelar Nobar Laga Timnas Indonesia vs Jepang
- Amerika Parkir Rudal Typhon di Filipina, Bikin China Ketar-ketir
- Kang TB Sodorkan 4 Catatan Kritis soal Joint Statement Maritime RI-Tiongkok
- Temui Para Taipan Tiongkok, Prabowo Amankan Investasi Rp 156 Triliun
- Ditunjuk Jadi Wakil Ketua Delegasi, Raja Juli Mendampingi Hashim ke Forum COP29