Turun 32,1 Persen, Laba Bersih Mandiri Rp 13,8 Triliun
Pria yang kerap disapa Tiko itu menuturkan, tahun ini non-performing loan diharapkan turun di kisaran 3,5 persen sehingga pencadangan turun 30–40 persen.
Dengan demikian, kinerja laba bank bisa kembali normal.
Perseroan juga terus memperbaiki restrukturisasi kredit.
Bank Mandiri juga berupaya mengembalikan segmentasi kredit dari awalnya didominasi segmen menengah menjadi dominan korporasi.
Strategi tersebut berdasar proyeksi bahwa kinerja korporasi tahun ini akan meningkat.
Hal itu terlihat dari naiknya harga komoditas, terutama sawit dan mineral, serta tingginya proyek-proyek pembangunan infrastruktur di sektor perhubungan dan energi.
”Ekonomi membaik dan demand konsumen meningkat. Power plant, jalan tol, pelabuhan, bandara, kami sudah masuk di semua itu Rp 100 triliun,” jelas Tiko.
Bank Mandiri juga berencana bergabung dalam pembiayaan sindikasi light rail transit (LRT) di Jakarta.
Angka kredit macet yang naik 1,4 persen menjadi empat persen pada 2016 menganggu kinerja PT Bank Mandiri Tbk .
- Bank Mandiri Segera Bergerak Bantu Warga Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi di NTT
- Bank Mandiri Perluas Kemandirian Finansial PMI lewat 'Mandiri Sahabatku' ke Jepang
- Berkat Digitalisasi, Bank Mandiri jadi 'The Strongest Bank in Indonesia 2024'
- Bank Mandiri Gelar Jakarta Coffee Week 2024, Dorong Industri Kopi Lokal Mendunia
- Peringati Hari Keuangan Nasional, Bank Mandiri Perkuat Komitmen Layanan Inklusif
- Bank Mandiri Catat Penyaluran Kredit Rp 1.590 Triliun di Kuartal III 2024