Turunkan NPL Hingga 2,8 %, BTN Layak Diapresiasi
jpnn.com, JAKARTA - Keberhasilan PT Bank Tabungan Negara (BTN) menurunkan rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) hingga akhir 2016 menjadi sekitar 2,8 persen diapresiasi berbagai kalangan.
Terlebih penurunan tersebut terjadi saat kondisi perekonomian Indonesia yang belum membaik, yang membuat sejumlah bank mengalami kenaikan NPL.
"Perlu etos kerja yang sangat tinggi terutama dalam menekan NPL. Sementara banyak bank NPLnya naik, BTN malah turun. Ini patut diapresiasi," kata pengamat perbankan Deni Daruri di Jakarta, Jumat (17/3).
Deni menambahkan, keberhasilan manajemen BTN perlu diapresiasi karena penurunan NPL akan menjadikan bank semakin efisien yang pada akhirnya meningkatkan produktivitas perseroan.
Hal ini, sambung Deni merupakan prestasi luar biasa karena selama ini belum pernah terjadi NPL BTN di bawah 3.
"Kita harus berikan award untuk manajemen atas usaha yang telah dilakukan selama ini," jelasnya.
Menurut dia, sangat sulit dalam mengelola NPL bank yang fokus di perumahan, apalagi perumahan rakyat. Perlu orang yang tepat dalam mengelola NPL yang tadinya tinggi menjadi turun.
Seperti diketahui NPL BTN pada akhir 2016 sekitar 2,84 persen. Angka tersebut turun drastis dibandingkan posisi pada 2012 yang 4,09 persen, 2013 sebesar 4,05 persen, 2014 sebesar 4,01 persen dan 2015 sebesar 3,42 persen.
Keberhasilan PT Bank Tabungan Negara (BTN) menurunkan rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) hingga akhir 2016 menjadi sekitar 2,8 persen
- BTN Raih Sertifikasi Green Building dengan Predikat Tertinggi
- Tingkatkan Dana Murah, BTN Gandeng UPN Veteran Yogyakarta
- BTN Luncurkan Debit Card BTN Prospera
- Genjot Dana Murah, BTN Optimistis Pertumbuhan DPK di Atas Industri
- BTN Raih 2 Penghargaan di Ajang Global Retail Banking Innovation Awards 2024
- Bersama 3 Menteri, Dirut BTN Bahas Solusi Pencapaian Program 3 Juta Rumah