Tutup Celah Pengawasan Shadow Banking
Kamis, 22 Desember 2011 – 10:53 WIB
Boediono mengatakan risiko perbankan kini juga ada yang sulit dideteksi. Selama ini dikenal dua aktivitas perbankan, yakni risiko tinggi dan rendah. Contoh aktivitas risiko rendah adalah commercial banking biasa, seperti kredit dan layanan simpanan.
"Di negara-negara lain itu ada investment banking yang risikonya lebih besar. Tapi sekarang ada yg campur, sehingga justru risikonya tidak terdeteksi," kata mantan Menko Perekonomian itu.
Gubernur BI Darmin Nasution mengatakan koordinasi kebijakan makro dan mikro di industri keuangan bukan merupakan hal yang mudah. Terlebih, jika kedua otoritas tersebut berada pada dua institusi yang berbeda. "Tak mudah melakukan harmonisasi," kata Darmin.
Harmonisasi kebijakan juga diperlukan di saat normal. Kata Darmin, tindakan penggelembungan aset perbankan atau pertumbuhan kredit yang terlalu besar yang hanya di sektor tertentu, justru terjadi ketika perekonomian terkendali.
JAKARTA - Wakil Presiden Boediono mengingatkan pentingnya kelancaran arus informasi antara Bank Indonesia (BI) dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
BERITA TERKAIT
- Penurunan Angka Kemiskinan di Sumut pada 2024 yang Tertinggi di Indonesia
- Ini Upaya Bea Cukai Kendari untuk Dorong Pengembangan Komoditas Berorientasi Ekspor
- Inilah Deretan Prestasi Arsjad Rasjid saat Memimpin Kadin
- Wamen Viva Yoga Ingin Kawasan Transmigrasi Payahe jadi Lumbung Pangan di Maluku Utara
- Mantap! Moody’s Menaikkan Rating PGN Menjadi Baa2, Ini Artinya
- Harga Emas Antam Hari Ini 16 Januari Naik, Berikut Daftarnya