Tutup Telinga
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Para santri itu mirip dengan tiga monyet bijaksana yang mengamalkan ‘’See No Evil, Speak No Evil, Hear No Evil’’. Lebih baik tutup mulut, mata, dan telinga, daripada mendengar suara-suara nyinyir orang dungu, meminjam istilah Rocky Gerung.
Daripada mendengar suara-suara bohong yang tidak ada buktinya—misalnya uang Rp 11 ribu triliun--lebih baik tutup telinga rapat-rapat.
Presiden Jokowi yang menjadi sasaran parodi tutup telinga, sudah lama dianggap melakukan gerakan tutup telinga.
Ia, misalnya, dianggap tutup telinga terhadap tuntutan masyarakat yang memprotes pemecatan 57 penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Bukan sekadar tutup telinga, Jokowi juga dianggap tutup mata dan tutup mulut, tidak bereaksi terhadap kasus itu. Apakah ini termasuk gerakan monyet bijaksana atau monyet plonga-plongo? Masyarakat bebas menilai dan berpendapat. It is a free country. Is it? (*)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Presiden Jokowi yang menjadi sasaran parodi tutup telinga, sudah lama dianggap melakukan gerakan tutup telinga.
Redaktur : Adek
Reporter : Cak Abror
- Pakar Politik Menyamakan Jokowi dengan Pembunuh Berdarah Dingin, Ini Sebabnya
- Jokowi Aktif Mendukung Paslon Tertentu, Al Araf: Secara Etika Itu Memalukan
- Al Araf Nilai Jokowi Memalukan Turun Kampanye di Pilkada 2024
- Pengamat Heran PDIP Protes Mega Ada di Stiker 'Mau Dipimpin Siapa?'
- Hasto PDIP Nilai Prabowo Sosok Kesatria, Lalu Menyindir Jokowi
- Prabowo Seorang Kesatria, Harus Tegas Hadapi Cawe-Cawe Jokowi di Pilkada