Tutupi Jejak Genosida, Myanmar Rampas Tanah Rohingya
jpnn.com, YANGON - Repatriasi yang dijanjikan Pemerintah Myanmar kepada para pengungsi Rohingya di Bangladesh tampaknya hanya lip service belaka. Alih-alih kembali merangkul, mereka malah berusaha menghilangkan jejak genosida dan kejahatan HAM lainnya terhadap kelompok etnis yang mayoritas beragama Islam itu.
Berdasar gambar satelit yang dirilis Amnesty International, Senin (12/3), tampak pembangunan besar-besaran di tanah bekas properti milik warga Rohingya yang dibakar. Sangat mungkin yang dibangun adalah fasilitas militer.
’’Apa yang kami lihat adalah perampasan lahan dalam skala besar oleh militer,’’ terang Direktur Respons Krisis Amnesty International Tirana Hassan sebagaimana dilansir Associated Press.
Bagi penduduk Rohingya, fakta terbaru itu membuat hidup mereka bak jatuh tertimpa tangga. Tercebur selokan pula. Bagaimana tidak, sebagian penduduk telah dibunuh, dibakar hidup-hidup, dan diperkosa.
Mereka yang berhasil melarikan diri ke Bangladesh harus berjuang untuk hidup. Banyak perempuan terpaksa dinikahkan dini dengan penduduk setempat demi bisa menyambung hidup.
Sebagian lainnya harus berakhir melacurkan diri untuk memberi makan anak-anaknya. Kini tanah tempat kelahiran mereka juga dirampas. Tak ada tempat untuk pulang.
Lembaga HAM yang berbasis di London, Inggris, itu mengungkapkan, setidaknya ada tiga fasilitas keamanan baru yang tengah dibangun di Rakhine. Basis militer di Desa Pa Da Kar Ywar Thit bahkan memiliki dua landasan helikopter.
Di desa lainnya, pos polisi perbatasan berdiri di sebelah bekas masjid. Ruas-ruas jalan ke pangkalan militer tersebut juga dibangun. Beberapa penduduk Rohingya yang memilih menetap di Rakhine mengaku diusir karena lahan milik mereka akan dipakai untuk jalan.
Alih-alih kembali merangkul, Myanmar malah berusaha menghilangkan jejak genosida dan kejahatan HAM lainnya terhadap etnis Rohingya
- 7 Nelayan Aceh Terdampar di Myanmar, Kemlu RI Turun Tangan
- Kabar Terkini Muslim Rohingya di Myanmar, Makin Mengenaskan
- Junta Terapkan Wajib Militer, Kaum Muda Myanmar Pilih Kabur ke Thailand
- Junta Berlakukan Wajib Militer, Warga Sipil Myanmar Dalam Bahaya
- 3 Hari Hilang, WNA Myanmar Ditemukan Tewas di Sungai Barito
- Menlu Retno: Demokrasi di Myanmar Kunci Penyelesaian Isu Rohingya