Tutupi Jejak Genosida, Myanmar Rampas Tanah Rohingya
Menurut Zaw Htay, yang tertangkap satelit itu bukanlah pembangunan pangkalan militer, melainkan pos polisi untuk menjaga keamanan wilayah sekitarnya. Pembangunan dilakukan karena alasan keamanan.
Pemerintah Myanmar dan Bangladesh memang sepakat untuk memulangkan kembali warga Rohingya yang melarikan diri. Sejak militer Myanmar melakukan operasi militer di Rakhine Agustus tahun lalu, setidaknya ada 700 ribu warga Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh.
Menurut Reuters, lebih dari 350 desa di sisi barat Rakhine dibakar. Hingga saat ini, proses repatriasi masih jalan di tempat.
Berdasar kesepakatan, warga Rohingya yang direpatriasi harus melakukannya secara sukarela. Banyak di antaranya yang tidak mau kembali karena tidak adanya jaminan keamanan.
Pembangunan fasilitas militer maupun pos polisi di dekat permukiman penduduk tentu membuat mereka tidak nyaman. Bagaimanapun juga, warga Rohingya masih trauma dengan kekejian militer Myanmar. (sha/c17/dos)
Alih-alih kembali merangkul, Myanmar malah berusaha menghilangkan jejak genosida dan kejahatan HAM lainnya terhadap etnis Rohingya
Redaktur & Reporter : Adil
- 7 Nelayan Aceh Terdampar di Myanmar, Kemlu RI Turun Tangan
- Kabar Terkini Muslim Rohingya di Myanmar, Makin Mengenaskan
- Junta Terapkan Wajib Militer, Kaum Muda Myanmar Pilih Kabur ke Thailand
- Junta Berlakukan Wajib Militer, Warga Sipil Myanmar Dalam Bahaya
- 3 Hari Hilang, WNA Myanmar Ditemukan Tewas di Sungai Barito
- Menlu Retno: Demokrasi di Myanmar Kunci Penyelesaian Isu Rohingya