Uang dari Jabodetabek ke Daerah di Musim Mudik Lebaran Turun Drastis
Dalam kondisi normal, diperkirakan uang yang mengalir ke daerah tujuan mudik di 2020 mencapai 10,8 triliun. Jumlah tersebut naik 13,7 persen dari 2019 lalu yang hanya Rp 9,5 triliun.
Asumsi Rp 10,8 triliun dihitung dari jumlah pemudik dari tahun ke tahun yang mengalami kenaikan. Jumlah pemudik dari Jabodetabek ke berbagai daerah tujuan mudik diperkirakan 7.640.288 jiwa atau 2.546.763 keluarga jika tidak ada Covid 19.
"Kalau setiap keluarga membawa uang rata rata Rp 4.250.000/keluarga, maka uang yang mengalir ke daerah tujuan mudik diperkirakan mencapai Rp 10,823 triliun," katanya.
Namun karena adanya Covid-19, Sarman memperkirakan aliran uang ke daerah turun 80 persen atau hanya sekitar Rp 2 triliun.
"Itu pun hanya mengalir melalui kiriman lewat transfer bank atau kantor pos dari warga yang masih punya simpanan atau kelebihan untuk dibagikan kepada keluarga di kampung," katanya.
Kondisi yang ada, kata Sarman kemuian, membuat harapan para pelaku UKM menikmati keuntungan saat lebaran kali ini pupus. Meski demikian, masih ada peluang pada akhir tahun.
Pemerintah disebut memindahkan libur lebaran ke akhir tahun, dengan catatan kondisi ekonomi sudah mulai normal dan pendapatan masyarakat mulai membaik. (gir/jpnn)
HIPPI DKI Jakarta menyebut, penurunan peredaran uang selama Idulfitri tahun ini kemungkinan disebabkan lima faktor.
Redaktur & Reporter : Ken Girsang
- Bank Indonesia & dibimbing.id Kolaborasi Melatih 300 Mahasiwa Mahir Digital Marketing
- Bea Cukai Beri Ruang Pelaku UMKM Promosikan Produknya di Atambua International Expo 2024
- Bank Indonesia Perkuat Sinergi Keuangan Syariah di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global
- BI Dorong Ekosistem Halal Lifestyle untuk Kejar Potensi 2 Miliar Populasi Muslim Global
- Kemendag Apresiasi Rabu Hijrah dan BI atas Suksesnya Young Muslim Leader Forum
- Peradi Jalin Kerja Sama dengan BINS Untuk Beri Pembekalan ke Advokat