Uang Korupsi Damkar mengalir ke LSM dan Wartawan

Uang Korupsi Damkar mengalir ke LSM dan Wartawan
Uang Korupsi Damkar mengalir ke LSM dan Wartawan
Sementara Budiman Maksan yang bersaksi setelah Danial Yunus, juga menuturkan hal yang hampir serupa dengan pengakuan rekannya di Otorita itu. Budiman membenarkan pertanyaan JPU tentang telpon dari Ismeth pada 1 Oktober 2004 yang menanyakan pengadaan damkar 1 set (enam unit) merek Morita. “Benar,” jawab Budiman.

Lebih lanjut Budiman juga ditanyai soal uang Rp 1 miliar untuk anggota DPR RI periode 2004-2009, Sofyan Usman. Menurut pengakuan Budiman, dirinya pada September 2004 ditelpon Deputi Administrasi dan Perencanaan Otorita, M Prijanto. “Kebetulan saya sedang di Jakarta acara di Bappenas. Ditelpon Pak Prijanto katanya mau kirim uang ke Pak Sofyan Usman. Katanya minta dimonitor,” paparnya.

Namun demikian Budiman mengaku tidak tahu asal muasal uang tersebut. Hanya saja sepengetahuannya, uang itu dipinjam dulu dari pihak lain. “Setahu saya pinjam dulu. Uangnya ditawarkan ke para pelaksana proyek (rekanan Otorita),” tuturnya.

Namun Budiman mengaku tidak tahu jika sumbangan Rp 1 miliar untuk Sofyan Usman itu sebenarnya ditujukan untuk meloloskan ABT bagi Otorita Batam.  Sementara soal penunjukan langsung, Budiman juga mengakui bahwa inisiatif pengadaan damkar tahun 2005 dengan menunjuk langsung PT Satal Nusantara justru berasal dari rapat di Otorita yang tidak dihadiri Ismeth. Sebab, saat itu Ismeth sudah merangkap jabatan sebagai penjabat Gubernur Kepulauan Riau dan memiliki dua kantor di dua lokasi yang berbeda.

JAKARTA –  Persidangan perkara korupsi pengadaan pemadam kebakaran (damkar) di Otorita Batam (OB) dengan terdakwa Ismeth Abdullah, kembali

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News