Uang Pensiun untuk Dirikan Sigepi Institut
Sabtu, 16 Maret 2013 – 06:47 WIB

MAHAGURU: Octav Dirgantara Setiadji (tengah, baju hitam) di antara murid-muridnya di markas Sigepi Institut. Foto: Salsabyl a’dn/Jawa Pos
Dari ucapan tersebut, sudah jelas bahwa perjalanan hidup Octav di Berlin tidak sekejap. Ya, Oktav hijrah ke Jerman sejak 1980. Waktu itu, dia sudah malang melintang di dunia persilatan Indonesia. Bahkan, bakatnya dalam seni bela diri tersebut pernah membuat dirinya menjadi fighting director (pengarah adegan pertarungan dalam film) pada era 1970-an.
"Boleh dikatakan, saya adalah fighting director pertama di Indonesia. Sebab, sebelum itu, kebanyakan film bertema drama," imbuh pria yang mulai belajar bela diri di perguruan Perisai Diri tersebut.
Sayangnya, dunia perfilman pada akhir 70-an terus menurun. Octav pun berpikir untuk mencari peluang baru. Kebetulan, dia bertemu teman sekaligus mantan muridnya yang bekerja di Jerman. Saat itu, ide untuk mengajar pencak silat di Jerman pun tercetus. Alhasil, dengan tekad bulat, Octav rela meninggalkan istri dan empat anaknya di Indonesia untuk mengejar karir di Jerman.
"Kali pertama ke sini (Berlin, Red), saya tak tahu harus bagaimana. Jangankan pencak silat, Indonesia saja sama sekali belum dikenal waktu itu. Saya sampai harus mendapatkan mosi dari teman-teman saya agar pemerintah Jerman mengizinkan saya bekerja," ceritanya.
PENCAK silat ternyata sudah mendunia. Buktinya, bela diri itu kini ada di mana-mana. Salah satunya di Berlin, Jerman. Lewat Sigepi (Silat Gerakan
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu