Uang Selalu Habis Diamalkan, Harta Milik Hanya Motor Bekas
jpnn.com - ACHMAD Nuril Mahyudin, 47, bukanlah orang kaya. Namun, di tangannya puluhan keluarga miskin dan anak telantar dari pelosok desa berhasil dientaskan. Modalnya hanya kepintaran berbisnis konfeksi dan bakat seni yang hasilnya tak habis-habis jika diamalkan.
-----------
Laporan Gunawan Sutanto, Jakarta
-----------
HALAMAN depan rumah tipe 70 di Perumahan Pamulang Permai itu penuh dengan barang konfeksi. Berbagai bahan untuk pembuatan tas tertumpuk di sejumlah sudut. Ada kain kanvas, benang berbagai warna, sampai ritsleting. Di sekitar barang-barang tersebut juga ada sejumlah mesin jahit dan obras.
Pemandangan di dalam rumah tak jauh berbeda. Barang konfeksi tergeletak di mana-mana. Kecuali televisi, tak tampak perabotan lain yang memperlihatkan rumah itu sebagai tempat tinggal.
Yang mencolok di dalam rumah hanyalah sebuah pigura ukuran A4. Pigura tersebut bertulisan nama Achmad Nuril Mahyudin sebagai Pahlawan untuk Indonesia. Sebuah penghargaan yang diberikan salah satu televisi swasta nasional November lalu.
Nuril merupakan pengontrak rumah itu. Dia menjadikan rumah tersebut arena workshop konfeksi pembuatan tas bermerek Amphibi dan Reptile. Meski skalanya home industry, tas yang diproduksi Nuril telah menembus pasar internasional.
Nuril beberapa kali mendapatkan pesanan dari mahasiswa di University of Melbourne dan National Resource Management. Dia juga sempat menunjukkan tas yang dipesan The British International School Jakarta.
Menariknya, tas itu dikerjakan anak-anak kurang mampu yang dijaring Nuril dari berbagai daerah. ”Sejak awal berdiri pada 1998, saya memang sengaja membuat usaha ini untuk memberdayakan anak-anak dari keluarga kurang mampu,” ujar pria yang masih melajang tersebut.
ACHMAD Nuril Mahyudin, 47, bukanlah orang kaya. Namun, di tangannya puluhan keluarga miskin dan anak telantar dari pelosok desa berhasil dientaskan.
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis