Uang Selalu Habis Diamalkan, Harta Milik Hanya Motor Bekas
Nuril sempat menunjukkan video berisi tayangan televisi yang memberinya penghargaan Pahlawan untuk Indonesia. Dalam video itu Nuril menunjukkan sumbangsihnya membangun sumur air bersih untuk warga Dusun Gede Pandean, Desa Kebon Waru, Ngawi.
Sebelum ada sumur itu, air bersih merupakan pemandangan langka bagi warga desa, terutama saat kemarau tiba. ”Biasanya warga harus masuk hutan untuk mencari air. Itu pun keruh dan harus diendapkan semalam agar bisa dibuat memenuhi kebutuhan,” jelasnya.
Dengan uang pribadi yang dibawanya, Nuril mengajak warga bergotong royong membangun sumur. ”Sekarang warga sudah punya air bersih dari sumur tersebut,” ucapnya. Di desa itu Nuril juga membangunkan warga sarana MCK.
Pria tamatan Jurusan Pendidikan STIT Tangerang Raya tersebut juga punya sejumlah proyek sosial lainnya, baik di Ngawi maupun beberapa kota. Salah satu yang unik adalah proyek yang diberi nama Gurem atau Gudang Remukan Sepeda. Melalui proyek itu dia mengajak anak-anak desa di Ngawi mencari sepeda kuno yang sudah rusak.
Dengan pengetahuannya tentang sepeda kuno yang mumpuni, Nuril mengajari anak-anak tersebut merestorasi sepeda kuno untuk dijual kembali. ”Lumayan, ada yang laku Rp 12 juta. Di luar ongkos restorasi, keuntungan semuanya saya berikan ke mereka,” jelasnya.
Foto proyek sosial lain didokumentasikan dengan baik oleh Nuril dan disimpannya di netbook mininya. ”Foto-foto ini saya tunjukkan ke anak-anak (karyawan konfeksi Nuril). Sebab, mereka saya biasakan untuk ikut urunan mewujudkan misi sosial ini,” terangnya.
Setiap bulan ada tambahan dana mulai Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta untuk bekal Nuril blusukan. Dana urunan itu dimasukkan dalam celengan sedekah yang ditaruh di pojok arena workshop.
Jawa Pos sempat diajak membuka isi celengan. Ada isi uang mulai Rp 5.000 hingga Rp 100.000 yang menunjukkan bahwa dana urunan itu berasal dari sisa kebutuhan sehari-hari karyawan Nuril. Dengan cara itu Nuril ingin menumbuhkan semangat saling membantu meskipun mereka dalam kondisi yang tergolong masih kekurangan.
ACHMAD Nuril Mahyudin, 47, bukanlah orang kaya. Namun, di tangannya puluhan keluarga miskin dan anak telantar dari pelosok desa berhasil dientaskan.
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408