Ubah Pendirian, WHO Kini Sebut Booster Tak Perlebar Kesenjangan

jpnn.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan bahwa suntikan penguat dosis ketiga vaksin COVID-19 ditujukan untuk melindungi orang-orang yang paling rentan agar tetap aman dan "bukanlah sebuah kemewahan".
Pernyataan ini kontradiktif dengan sikap WHO sebelumnya yang menyatakan bahwa suntikan penguat (booster) tidak diperlukan dan memberi dosis tambahan pada orang yang telah divaksin penuh akan semakin memperlebar kesenjangan ketersediaan vaksin antara negara kaya dan negara berpenghasilan rendah.
"Dosis ketiga vaksin bukanlah booster mewah (yang) diambil dari seseorang yang masih menunggu suntikan pertama. Ini pada dasarnya adalah cara untuk menjaga mereka yang paling rentan tetap aman," ujar kepala WHO Eropa Hans Kluge pada konferensi pers, Senin.
"Kita harus sedikit berhati-hati dengan suntikan penguat, karena belum cukup bukti. Tetapi semakin banyak penelitian menunjukkan bahwa dosis ketiga membuat orang yang rentan tetap aman, dan ini dilakukan oleh semakin banyak negara di kawasan kami," kata dia, menambahkan.
Kluge mendesak negara-negara Eropa yang memiliki kelebihan dosis vaksin untuk membaginya kepada negara lain, terutama di Eropa Timur dan Afrika.
Kenaikan tingkat penularan COVID-19 di seluruh Eropa selama dua minggu terakhir, ditambah tingkat vaksinasi yang rendah di beberapa negara, "sangat mengkhawatirkan", kata Kluge. (ant/dil/jpnn)
Pernyataan ini kontradiktif dengan sikap WHO sebelumnya yang menyatakan bahwa suntikan penguat (booster) tidak diperlukan
Redaktur & Reporter : Adil
- Presiden Prabowo Bakal Lantik 961 Kepala Daerah Hari Ini
- Seusai Lantik Pejabat, Prabowo Terima Uang Kuno yang Ditandatangani Ayahnya
- Prabowo Prihatin dengan Betapa Beratnya Beban Kerja para Hakim
- Iftitah Paparkan 5 Program Unggulan Kementrans saat Ratas dengan Presiden Prabowo
- Analisis Pengamat Soal Ucapan Jokowi Tak Ada yang Berani Kritik Prabowo, Ada Kalimat Sakit Hati
- Tanggapi Aksi Demonstrasi, Fauzan Irvan: Perlu Memahami, Prabowo Baru 100 Hari Memerintah