Uber Legal, Sopir Taksi Melbourne Ancam Unjuk Rasa Lanjutan di Bandara

Pemerintah setempat juga merombak industri ini, menghapuskan lisensi taksi dan memperkenalkan satu skema untuk taksi, kendaraan sewa dan layanan pemesanan berbasis online.
Pengguna Uber akan dikenakan pungutan retribusi sebesar $ 1 (atau setara Rp 10 ribu) per jam untuk membantu mengompensasi.
Sopir taksi telah mengadakan sejumlah unjuk rasa menentang perubahan tersebut, termasuk mencoba menyerbu Parlemen Victoria dan melakukan aksi jalan kaki yang lamban di sepanjang jalanan yang sibuk.
Menteri Transportasi Umum Victoria, Jacinta Allan mengatakan bahwa perubahan yang diberlakukan begitu adil terhadap para sopir.
"Kami tahu industri taksi sedang mengalami transisi, itulah sebabnya kami menerapkan skema dukungan transisi yang paling murah hati dibanding negara bagian manapun dan perilaku semacam ini tidak memajukan tujuan mereka," pendapatnya.
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.
Diterbitkan: 18:10 WIB 16/08/2017 oleh Nurina Savitri.
Kalangan sopir taksi di Melbourne mengancam akan mengadakan lebih banyak unjuk rasa di Bandara Tullamarine (Melbourne), setelah pada hari Selasa (15/8/2017), sekitar 150 sopir taksi memblokade pintu masuk utama bandara untuk berunjuk r
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia