Udara Jakarta Memburuk Lagi, Pakar Ingatkan Penyebabnya dan Putusan Sidang yang Belum Dijalankan

"Berarti ada hampir 18 juta unit kendaraan pribadi yang berputar di Jakarta, artinya ini menambah potensi polusi udara yang semakin meningkat," ujarnya.
Yayat menilai jumlah ini masih tidak imbang dengan fasilitas transportasi umum yang tersedia, karenanya target 60 persen penggunaan transportasi publik belum tercapai.
Pembenahan fasilitas transportasi umum sebenarnya sudah dilakukan melalui berbagai pembangunan di sejumlah titik, tapi menurut Yayat hal ini belum bisa menyelesaikan buruknya kualitas udara Jakarta.
Walaupun berkontribusi pada kualitas udara di Jakarta, pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu mengatakan banyaknya kendaraan bermotor tidak melulu sebagai penyebabnya.
"Kendaraan bermotor hanya salah satu penghasil polusi sekitar 30-40 persen," ujar Yannes kepada media Pikiran Rakyat.
"Lalu, ada lebih dari seratus industri dalam radius 100 kilometer dari Jakarta, ada sekitar 10 PLTU batubara yang berkontribusi sekitar 20-30 persen," tambahnya.
"Selebihnya, pembakaran sampah oleh banyak warga dari kawasan radius 100 km dari Jakarta yang diperkuat oleh perubahan pola udara yang membuat stagnasi pergerakan udara yang terakumulasi di Jakarta dan tidak adanya hujan dan kelembaban udara," ujarnya.
Putusan pengadilan yang belum dijalankan?
Kualitas udara Jakarta pekan ini mengingatkan kita pada putusan pengadilan dua tahun yang lalu.
Selasa pagi (13/06), situs IQAir menyatakan kualitas udara di Jakarta berada di peringkat tiga terburuk dunia
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- B2W Kritik Acara Gowes Bareng Pramono Anung, Singgung soal Rute Berbahaya