Uduk Babi

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Uduk Babi
Dhimam Abror Djuraid. Foto: Ricardo/JPNN.com

Varian reog yang diklaim oleh Malaysia kemungkinan dikembangkan oleh diaspora Jawa yang beremigrasi ke Malaysia dan memperkenalkan reog kepada masyarakat setempat. 

Meski demikian induk budaya reog tetap ada di Ponorogo, dan karenanya Malaysia tidak berhak mengeklaimnya. 

Reog adalah kesenian khas dengan menampilkan unsur barong, warok, bujang ganong, dan jathilan. 

Salah satu ikon khas reog menampilkan seorang penari pria yang memakai topeng singa dengan hiasan bulu burung merak sampai setinggi tiga meter, dengan total berat sampai puluhan kilogram. 

Pemeran reog harus mempunyai kekuatan fisik yang prima dan mempunyai kekuatan spiritual yang memadai.

Warok dan bujang ganong juga bagian dari tradisi mistis yang menggambarkan lelaki yang mempunyai kekuatan supranatural dan menjalankan ritual tertentu untuk memperoleh kekuatan batin. 

Bujang ganong adalah sekelompok remaja lelaki yang dalam tradisi lama dijadikan sebagai pasangan oleh para warok.

Menilik begitu kentalnya tradisi reog dengan budaya lokal Ponorogo maka klaim yang dilakukan oleh Malaysia sangatlah mentah. 

Ribut-ribut soal rendang babi belum reda. Sekarang muncul lagi menu masakan nasi uduk dengan lauk babi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News