Ujaran Kebencian Makin Gila, Bayi Baru Lahir Pun Jadi Target
Di akun Twitter-nya, Storch menyebut pria muslim adalah barbar yang senang memerkosa ramai-ramai. Akun Twitter dan Facebook-nya akhirnya diblokir.
Ujaran kebencian memang sulit dihentikan. Sebab, partai-partai dengan paham ekstrem, politikus, dan para pendukungnya getol menggunakan medsos untuk menyebarkan pesan-pesan berbau rasisme dan intoleransi. Storch hanyalah salah satu contoh kecil.
Tak semua senang dengan usaha Jerman meloloskan UU anti ujaran kebencian itu. Beberapa menganggap UU hal tersebut sebagai alat untuk membungkam oposisi.
Mereka tidak bisa lagi nyinyir ke pemerintah dan jajarannya. Akun Twitter majalah satire The Titanic yang memarodikan pernyataan Storch ikut diblokir.
”Perusahaan swasta berbasis di AS memiliki kuasa untuk memutuskan batas-batas kebebasan pers dan opini di Jerman,” ujar Pemimpin Asosiasi Jurnalis Jerman (DVJ) Frank Ueberall menanggapi pemblokiran akun The Titanic.
Kanada yang menjadi surga para imigran dan pengungsi mengalami hal serupa. Perusahaan marketing media Cision mengungkapkan bahwa terdapat kenaikan ujaran kebencian dan intoleransi 600 persen pada November 2015–November 2016.
Tagar #banmuslims, #whitegenocide, dan #whitepower kerap dipakai di media sosial. Hingga saat ini pemerintah Kanada belum memiliki rencana untuk menerapkan UU yang sama dengan Jerman. Mau jadi apa dunia kita? (sha/c10/dos)
Bayi pertama yang lahir di Wina, Austira pada 2018 disambut ujaran kebencian dari para rasis dan kelompok anti-muslim
Redaktur & Reporter : Adil
- Denny Sumargo Beberkan Alasan Satroni Rumah Farhat Abbas, Khawatir Keselamatan Istri
- Ini Alasan Denny Sumargo Nekat Datangi Rumah Farhat Abbas, Oh Ternyata
- Gegara Ucapan Ini, Denny Sumargo Dilaporkan ke Polisi, Waduh
- Sebuah Laporan Menunjukkan Tindakan Rasisme yang Terjadi di Lembaga Penyiaran Australia ABC
- Pria Asal Jember Ini Berani Sebut Warga NU Bodoh di Medsos, Begini Jadinya
- Ahmad Sahroni Yakin Polri Bisa Maksimal Menjaga Keamanan Selama Pilkada