Ujaran Kebencian Susah Dibasmi karena Datangkan Uang
jpnn.com - Teknologi informasi membawa efek samping. Kemudahan penyebaran berita ternyata membuat berita bohong (hoax) dan ujaran kebencian ikut merajalela.
Ibarat virus yang telanjur menyebar luas, ujaran kebencian dan berita bohong alias hoax susah dihilangkan. Sebab, banyak pihak yang meraih keuntungan dengan menyebarkan unggahan-unggahan berbau negatif itu.
CEO AppNexus Brian O’Kelley mengakui, ujaran kebencian dan hoax menyebar dengan begitu cepat beberapa bulan belakangan ini.
Akun-akun yang bertujuan menggali keuntungan memanfaatkan kebencian yang menguar di masyarakat untuk menghasilkan uang.
Setiap kali ada orang yang membuka akun tersebut, si pemilik akan mendapatkan penghasilan dari iklan yang menyertai unggahannya. Headline berita di situs abal-abal bakal dibuat sangat dramatis.
”Penelitian menunjukkan bahwa konten yang paling sering diklik dan dibagikan adalah yang menggerakkan emosi pembaca,” terang O’Kelley seperti dilansir Forbes. (sha/c10/dos)
Sejak dua tahun lalu, genderang perang terhadap ujaran kebencian dan berita palsu (hoax) ditabuh di berbagai penjuru dunia. Ini lahan-lahan pertempuran itu.
Semua hal yang mendatangkan uang pasti sulit untuk dibasmi. Termasuk ujaran kebencian
- Sebuah Laporan Menunjukkan Tindakan Rasisme yang Terjadi di Lembaga Penyiaran Australia ABC
- Pria Asal Jember Ini Berani Sebut Warga NU Bodoh di Medsos, Begini Jadinya
- Ahmad Sahroni Yakin Polri Bisa Maksimal Menjaga Keamanan Selama Pilkada
- Gelar Doa Bersama, AKBP Kurnia Setyawan Doakan Pemilu 2024 di Meranti Aman & Damai
- Terima Ancaman Pascadebat, Anies: Mudah-mudahan Tidak Kejadian
- Ini Langkah Polisi Selidiki 2 Laporan terhadap Roy Suryo