Uji Coba Sukses, Dapat Order untuk Demo di Depan Presiden

Uji Coba Sukses, Dapat Order untuk Demo di Depan Presiden
Bom latih P-100 untuk pesawat tempur Sukhoi dibuat oleh industri skala kecil di Malang. (foto:bagus/radar malang)

Bom warna biru hanya bisa mengeluarkan asap ketika dijatuhkan dan hidungnya menyentuh tanah. Asap tersebut berasal dari gas TiCl2 (titanium dichlorida) yang dimasukkan dalam tabung di badan bom. Gas di dalamnya keluar karena tabung pecah saat membentur tanah.

Bom latih 100 kilogram itu digunakan sejak 2007 oleh pesawat tempur Sukhoi SU 27/30 di Skuadron 11 Makassar. Bom latih yang diproduksi CV Sari Bahari, perusahaan yang didirikan Ricky, tersebut merupakan hasil pengembangan Dinas Penelitian dan Pengembangan (Dislitbang) TNI-AU. Sudah ratusan bom latih yang diluncurkan pesawat Sukhoi milik TNI.

Bom berwarna hijau militer bisa meledak karena diisi bahan peledak. Pengisian bahan peledak dilakukan di dua BUMNIS (badan usaha milik negara industri strategis). Yakni, di PT Pindad untuk jenis bahan peledak militer dan PT Dahana, Tasikmalaya, Jawa Barat, untuk jenis bahan peledak komersial. "Kalau sudah diisi bahan peledak, bom langsung diangkut TNI-AU sebagai pengguna bom buatan kami. Kami tidak memiliki izin untuk menyimpan bahan peledak," tutur Ricky.

Untuk bom P-100 L yang bisa meledak, dia telah melakukan uji coba statis dan dinamis pada 29 Desember 2009. Uji coba berlokasi di AWR (air weapon range) Pandanwangi, Lumajang. Bom dipasang di pesawat Sukhoi dan dijatuhkan pada ketinggian 4.500 feet (sekitar 1.371 meter).

Persenjataan enam pesawat Sukhoi milik TNI selama ini ternyata tidak dipasok dari Rusia, produsen jet tempur tersebut. Tapi, pesawat itu memanfaatkan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News