Uji Coba Sukses, Dapat Order untuk Demo di Depan Presiden
Rabu, 31 Maret 2010 – 07:25 WIB
Ricky menyatakan, roket tersebut juga cocok untuk sistem persenjataan air to air (udara ke udara) atau air to ground (udara ke darat). "Roket ini buatan sendiri. Tapi, untuk bahan pendorongnya, kami minta Lapan (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) yang mengisi," ucap pria berdarah Manado tersebut.
Selain itu, Ricky mengembangkan usaha membuat mounting stand gun cal. 5.56-12.7 milimeter. Alat tersebut digunakan menyetel akurasi senapan milik TNI. Selama ini, untuk menyetel senapan saja, TNI harus menggunakan alat yang diimpor dari luar negeri. "Kita sebenarnya bisa buat di dalam negeri. Jadi, mengapa harus impor?" tegasnya.
Ricky menyatakan sangat termotivasi untuk memproduksi persenjataan bagi TNI. Alasannya, produksi persenjataan yang dilakukan 99 persen di dalam negeri sangat menguntungkan dari sisi pertahanan negara. Sebagai anak mantan tentara, dia tahu bahwa kekuatan pertahanan bisa diketahui dengan mudah jika sebuah negara mengimpor senjata.
Sebaliknya, kalau industri di dalam negeri bisa memproduksi sendiri, negara lain tidak akan mengetahui kapasitas produksinya. Lebih dari itu, dengan menggandeng industri kecil, pembuatan senjata lebih efisien dan bisa menyerap tenaga kerja dalam negeri.
Persenjataan enam pesawat Sukhoi milik TNI selama ini ternyata tidak dipasok dari Rusia, produsen jet tempur tersebut. Tapi, pesawat itu memanfaatkan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408