Ukraina Berikan Pesan, Mundur dari Mauripol untuk Menang
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sahid Algooth Putranto mengatakan kejatuhan kota Mauripol seusai pertempuran sengit pabrik baja Azovstal bukan kekalahan Ukraina, justru memberi pesan perang berdurasi panjang yang melelahkan Rusia.
Menurutnya, strategi mundur untuk menang bukan pertama kali terjadi, bahkan menjadi upaya Indonesia menaklukkan penjajah Belanda yang mendompleng Sekutu. Dia lantas mengingatkan akan sejarah Bandung lautan api pada 23 Maret 1946.
"Pertempuran pabrik baja Azovstal di Mauripol jauh lebih sengit dari perebutan Gedung Sate di Bandung yang terjadi 3 Desember 1945," ujar Putranto, Kamis (26/5).
Dia menuturkan perebutan Gedung Sate yang kemudian dikenang sebagai Hari Bakti PU adalah bagian dari peristiwa heroik di tanah air.
Saat itu, ratusan ribu penduduk, milisi, dan tentara di Bandung Selatan melakukan bumi hangus untuk mencegah tentara Sekutu dan NICA enggunakan Kota Bandung sebagai lokasi strategis militer.
“Strategi yang diambil Ukraina di Mauripol serupa dengan Indonesia yang sadar kalah senjata. Tetapi secara komunikasi justru memberikan pesan kuat Ukraina tak kehilangan semangat dan sedang mempersiapkan diri untuk melancarkan pertempuran lebih hebat,” tuturnya.
Pesan simbolik dari kekalahan Ukraina di Mauripol, bukan wajah para pejuang yang putus asa dan lelah karena menyerah. Sebaliknya, justru wajah-wajah yang memperlihatkan mata penuh optimisme.
Sedikitnya 250 pejuang Ukraina menyerah kepada pasukan Rusia di pabrik baja Azovstal di Mariupol setelah berminggu-minggu perlawanan yang sengit mempertahankan wilayahnya.
Pengamat komunikasi menilai Ukraina memberikan pesan mundur dari Mauripol untuk menang melawan Rusia.
- Rusia Nilai Indonesia Sangat Klop dengan BRICS
- Angkatan Laut Rusia Bakal Masuki Perairan Indonesia, Ada Misi Khusus Apa?
- Mendaki Secara Ilegal, Bule Rusia Jatuh di Gunung Rinjani, Pendaki Jakarta Belum Ditemukan
- Emmanuel Macron Sebut Uni Eropa Perlu Mempertimbangkan Kembali Hubungan dengan Rusia
- BPIP: Muhibah Megawati ke Rusia dan Uzbekistan Sebagai Diplomasi Pancasila di Panggung Internasional
- Menjamu Bu Mega, Gubernur Saint Petersburg Puji Jasa Bung Karno bagi Muslim Rusia