Ukraina Tutup Semua Pipa Gas
Kamis, 08 Januari 2009 – 05:45 WIB
MOSKOW - Konflik gas antara Rusia dan Ukraina semakin meruncing. Kedua negara saling membela diri dan saling tuduh kemarin (7/1). Mereka masing-masing tidak mau disalahkan atas meluasnya krisis gas yang melanda sebagian besar Eropa, terutama negara-negara anggota Uni Eropa (UE).
Perundingan yang dihadiri pimpinan perusahaan gas masing-masing negara, Gazprom dan Naftogaz, juga masih buntu. "Suplai gas ke Eropa dan Turki berkurang sampai lebih dari 50 persen. Ini karena Ukraina menutup seluruh pipa-pipa ekspornya," ujar Deputi Chief Executive Gazprom, Alexander Medvedev, seperti dilansir Reuters kemarin (7/1). Namun, aliran lewat pipa alternatif lain mulai meningkat.
Baca Juga:
Menurut Medvedev, volume aliran gas dari Gazprom biasanya berkisar 430 juta meter kubik. Tapi, karena krisis yang masih terus berlangsung, suplai tersebut turun pada kisaran 200 juta meter kubik saja. "Kami tidak bisa mengirimkan gas lewat Ukraina. Kiev menuding kami menghentikan aliran gas karena perselisihan harga. Tapi, kami tidak punya kapasitas fisik untuk menutup seluruh pipa yang ada dan mematikan kompresor," ujarnya.
Namun, seluruh tudingan Rusia itu kembali dimentahkan Ukraina. Mereka bersikeras bahwa biang krisis gas tersebut adalah Rusia. Mulai 1 Januari, Rusia berhenti mengirimkan gas Eropa via pipa-pipa Ukraina. Itu setelah mereka gagal mencapai kesepakatan soal harga. Selain itu, Ukraina dilaporkan sering telat membayar kiriman gas tersebut.
MOSKOW - Konflik gas antara Rusia dan Ukraina semakin meruncing. Kedua negara saling membela diri dan saling tuduh kemarin (7/1). Mereka masing-masing
BERITA TERKAIT
- Amerika Coret Kuba dari Daftar Hitam Negara Pro-Terorisme, Selamat!
- Pemerintah Imbau Jemaah Asal Indonesia Tidak Berulah
- Jepang & Korsel Sepakat Perkuat Hubungan dengan Amerika
- Mengambek, Presiden Korsel Mangkir Sidang Pemakzulan Perdana
- Kebakaran Hutan di California Sudah Renggut 24 Nyawa
- Jaga Demokrasi, 60 Universitas Jerman Angkat Kaki dari X