Ukuran Tahu Terus Mengecil
jpnn.com - CIOMAS-Setelah tiga hari melakukan unjuk rasa dengan cara tak berproduksi, akhirnya para perajin tempe dan tahu di Kecamatan Ciomas kembali beraktivitas, kemarin.
Salah satu perajin tempe di RT 01/04, Kampung Sukamulya, Desa Ciomas, Enang (68) mengaku, akan terus bertahan meskipun harga kedelai masih tinggi.
Untuk sementara, kata dia, hasil produksi hanya bisa untuk menutupi biaya kerja. Tak hanya itu, ia terpaksa mengurangi ukuran tahu yang tadinya 10 sentimeter menjadi 8 sentimeter. “Mau gimana lagi, kalau kita tidak produksi para pegawai tak bisa makan. Sekarang, jalani dulu saja,” katanya.
Menurut dia, setiap pekerja membawa maksimal enam papan dalam sehari. Tapi, jika tidak habis dijual akan dikembalikan lagi. Setiap papan dihargai Rp24 ribu di pabrik, tapi jika sudah dipasarkan harganya Rp 28 ribu.
Padahal, sebelum kedelai mahal harga tahu untuk satu papan hanya Rp22 ribu. ”Biasanya sering menyetok 1,5 ton kedelai untuk sebulan, tapi kini tak bisa lagi,” katanya.
Ia menambahkan, awalnya setiap bulan bisa mendapatkan untung Rp5 juta tapi kini hanya Rp1,5 juta. Enang sudah menjalankan usaha membuat tahu dan tempe sejak 1963. “Kini punya 5 orang pegawai khusus bagian produksi tahu dan 20 orang pemasaran,” tuturnya. (rp4/c)
CIOMAS-Setelah tiga hari melakukan unjuk rasa dengan cara tak berproduksi, akhirnya para perajin tempe dan tahu di Kecamatan Ciomas kembali beraktivitas,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Program Disabilitas Tanpa Batas Bikin PNM Berjaya di BBMA 2024
- INDEF Menyoroti Rencana Kenaikan PPN & Makan Bergizi Gratis, Mengkhawatirkan
- BTN Luncurkan Debit Card BTN Prospera
- Kara Tunjukkan Kualitas Produk Lokal di SIAL Interfood 2024
- SAMA Alliance Resmi Berekspensi ke Malaysia dan Singapura
- Program Pemutihan PKB di Banten Sukses Tingkatkan Penerimaan Pajak Rp 64,3 Miliar