Ulama di Madura Tolak Sertifikasi Khatib
jpnn.com - jpnn.com - Penolakan terhadap sertifikasi khatib terus bermunculan dari kalangan ulama.
Di Madura, seluruh ulama kompak menolak sertifikasi karena dinilai membatasi ruang gerak khatib/ulama.
"Kami sudah melakukan rakorda MUI. Rakorda ini terkait rencana pemerintah mengeluarkan sertifikasi khatib/ulama. Hasil rakorda memutuskan kami menolak rencana tersebut," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumenep KH Safraji, Minggu (5/2).
Menurut Kiai Safraji, penolakan tersebut karena sertifikasi akan membatasi ruang gerak ulama terutama di Madura.
Niat pemerintah untuk mengatur khatib/ulama memang baik, tapi dengan label sertifikasi dikhawatirkan bisa saja seorang khatib tidak bisa hadir.
Akhirnya jemaah pindah ke masjid lainnya yang khatib/ulamanya bersertifikasi.
"Sebenarnya sertifikasi atau tidak, yang penting isi ceramah mengandung hikmah, nilai-nilai keislaman, berdiskusi dengan baik," ujarnya.
Dia menambahkan, selama ini di Madura, Pamekasan, Bangkalan, Sumenep, semuanya berjalan baik meski tanpa sertifikasi. (esy/jpnn)
Penolakan terhadap sertifikasi khatib terus bermunculan dari kalangan ulama.
- Hal Buruk ini Bisa Terjadi jika Pemerintah Mengeluarkan Sertifikasi Ulama
- Pemerintah Siapkan Panduan Ceramah di Rumah Ibadah
- Dari Aspek Waktu Tidak tepat, Ulama Tolak Sertifikasi
- FPI Ogah Dukung Wacana Sertifikasi Khatib
- PKB Berharap Pemerintah Tak Mengikuti Jejak Orde Baru
- DMI: Negara Jangan Mencampuri Agama