Ulama Pantura Dambakan Yance
Sabtu, 24 November 2012 – 07:53 WIB
INDRAMAYU - Langkah calon gubernur Jawa Barat Dr H Irianto MS Syafiuddin (Yance) yang menjatuhkan pilihannya untuk berpasangan dengan Dr Tatang Farhanul Hakim, dinilai tepat oleh kalangan sesepuh pondok pesantren asal wilayah pantura. Mustofa Aqil menjelaskan selama dua periode Kang Yance memimpin Indramayu, program keagamaan yang menunjang kesejahteraan para kiai selalu diprioritaskan. Salah satunya program wajib madrasah diniyah bagi para pelajar di Kota Mangga. Bahkan, kata Mustofa Aqil, Yance berani membuat produk hukum melalui Perda tentang wajib madrasah bagi pelajar yang hendak melanjutkan sekolah lebih tinggi.
Mantan Bupati Tasikmalaya Dr Tatang Farhanul Hakim, merupakan tokoh NU yang dibesarkan di lingkungan nahdliyin. Sementara sosok Yance, seorang pemimpin yang dekat dengan ulama. Tak heran jika para kiai menaruh harapan besar kepada pasangan Irianto-Tatang (Intan) yang memiliki visi misi yang jelas dalam bidang keagamaan.
Baca Juga:
“Terus terang kami bersama ulama asal pantura mendoakan pasangan Intan agar mendapat amanah. Kalau dilihat dari program keagaman, Kang Yance lebih unggul dari calon lainnya yang memilih dari kalangan artis,” ujar KH Mustofa Aqil, pengasuh Pondok Pesantren Kempek Kabupaten Cirebon, seraya meminta kepada seluruh sesepuh ponpes di pantura supaya mendoakan mantan Bupati Indramayu itu sebagai wakil dari pantura bisa mendapat amanat dari warga Jabar.
Baca Juga:
INDRAMAYU - Langkah calon gubernur Jawa Barat Dr H Irianto MS Syafiuddin (Yance) yang menjatuhkan pilihannya untuk berpasangan dengan Dr Tatang Farhanul
BERITA TERKAIT
- PDIP Sebut Megawati dan Prabowo akan Bertemu, Kriminalisasi Hasto Bakal Dibahas?
- Dukung Prabowo soal Swasembada Pangan, Legislator PKB: Bukan Kebijakan Muluk-Muluk
- TNI AL Bongkar Pagar Laut, Eks Sesmilpres Singgung Proses Hukum
- Kuasa Hukum Gus Muhaimin: Semua Gugatan Ghufron Kandas
- Konsolidasi Nasional Gerakan Mandiri Bangsa Lahirkan Partai Gema Bangsa
- Setuju Ambang Batas Parlemen 4 Persen Dihapus, Eddy Soeparno: Bentuk Keadilan Demokrasi